Senin, 07 Maret 2022

MENULIS KRITIK KARYA SENI RUPA


TAHAPAN MENULIS KRITIK KARYA SENI RUPA

1. DISKRIPSI
Deskripsi adalah tahapan dalam kritik untuk menemukan, mencatat, dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan. Agar dapat mendeskripsikan dengan baik, kamu harus mengetahui istilah-istilah teknis yang umum digunakan dalam dunia seni rupa. Tanpa pengetahuan tersebut, maka kamu akan kesulitan untuk mendeskripsikan fenomena karya yang dilihat.
Deskripsi harus menjawab pertanyaan ‘apa yang kita lihat?’. 

Berikut adalah beberapa unsur dan prinsip yang dapat diikuti ketika melakukan analisis formal terhadap karya seni. Berbagai elemen yang merupakan deskripsi meliputi:
·         Bentuk seni adalah lukisan, patung atau salah satu media seni lain.
·         Medium apa yang digunakan, misal cat, batu, dll, dan teknik (alat yang digunakan).
·         Ukuran dan skala pekerjaan (hubungan dengan orang, bingkai atau konteks skala lain).
·         Elemen atau bentuk umum dalam komposisi, termasuk pembangunan struktur atau lukisan; identifikasi benda.
·         Deskripsi poros apakah vertikal, diagonal, horizontal, dll.
·         Deskripsi garis, termasuk kontur seperti lembut, planar, bergerigi, dll.
·         Deskripsi tentang bagaimana garis menggambarkan bentuk dan ruang (volume); membedakan antara garis objek dan garis komposisi, mis., tebal, tipis, bervariasi, tidak beraturan, terputus-putus, tidak jelas, dll.
·         Hubungan antara bentuk, misalnya, besar dan kecil, tumpang tindih, dll.
·         Deskripsi skema warna dan warna; palet.
·         Tekstur permukaan atau komentar lain tentang pelaksanaan pekerjaan.
·         Konteks objek: lokasi asli dan tanggal pembuatan.
 
2. ANALISIS
Analisis formal adalah tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap ini kamu harus memahami unsur-unsur seni dan prinsip-prinsip penataan atau penempatannya dalam sebuah karya seni.
 
Berbagai elemen analisis formal meliputi:
·         Penentuan materi pelajaran melalui penentuan elemen ikonografi, misalnya peristiwa historis, alegori, mitologi, dll.
·         Pemilihan fitur atau karakteristik yang paling khas baik garis, bentuk, warna, tekstur, dll.
·         Analisis prinsip-prinsip seni rupa dan desain atau komposisi, misalnya, seimbang, jomplang, dll. Kesatuan, irama, keselarasan, dll.
·         Pembahasan tentang bagaimana elemen atau sistem struktural berkontribusi terhadap tampilan gambar atau fungsi.
·         Analisis penggunaan cahaya dan peran warna, misalnya, kontras, bayangan, dingin, hangat, warna sebagai simbol, dll.
·         Perlakuan terhadap ruang, baik yang nyata maupun yang ilusi (termasuk penggunaan perspektif), misalnya, kompak, dalam, dangkal, naturalistik, acak, dll.
·         Penggambaran gerakan dan bagaimana pencapaiannya.
·         Efek medium tertentu yang digunakan
·         Persepsi seniman terhadap keseimbangan, proporsi dan skala (hubungan setiap bagian komposisi secara keseluruhan dan satu sama lain) dan emosi atau ekspresi yang dihasilkan.
·         Reaksi terhadap objek atau monumen
 
3. TAFSIR / INTERPRETASI
Menafsirkan atau menginterpretasikan adalah tahapan penafsiran makna sebuah karya seni meliputi tema yang digarap, simbol yang dihadirkan, dan masalah-masalah yang dikedepankan. Penafsiran ini sangat terbuka sifatnya, dipengaruhi sudut pandang dan wawasan. Semakin luas wawasan kamu semakin kaya interpretasi karya yang dikritisinya. Agar wawasan kamu semakin kaya maka kamu harus banyak mencari informasi dan membaca khususnya yang berkaitan dengan karya seni rupa.
 
Beberapa elemen yang merupakan interpretasi meliputi:
·         Ide utama, keseluruhan arti dari karya.
·         Pernyataan Interpretasi: Dapatkah kita mengungkapkan apa yang kita pikirkan /tafsirkan tentang karya seni itu dalam satu kalimat?
·         Bukti: Bukti apa yang ada di dalam dan di luar karya seni itu, untuk mendukung penafsiran kita.
 
Berikut adalah beberapa prinsip interpretasi menurut Terry Barret. Terry Barret adalah seorang kritikus seni asal Amerika Serikat menyusun beberapa prinsip-prinsip Interpretasi seni.
·         Karya seni memiliki “ketidakjelasan” dan dibutuhkan interpretasi.
·         Interpretasi adalah argumen persuasif.
·         Beberapa interpretasi lebih baik dari yang lain.
·         Penafsiran seni yang baik lebih banyak menceritakan tentang karya seni itu sendiri daripada penafsirnya sendiri.
·         Perasaan adalah panduan untuk interpretasi.
·         Ada interpretasi yang berbeda, bersaing, dan kontradiktif terhadap karya seni yang sama.
·         Interpretasi sering didasarkan pada pandangan dunia.
·         Interpretasi tidak terlalu benar, tapi kurang lebih masuk akal, meyakinkan, mencerahkan, dan informatif.
·         Interpretasi dapat dinilai berdasarkan koherensi, korespondensi, dan inklusivitas.
·         Sebuah karya seni belum tentu tentang apa yang seniman inginkan.
·         Seorang kritikus seharusnya tidak menjadi juru bicara seniman.
·         Interpretasi harus menyajikan bagian terbaik karya, bukan bagian terlemahnya
·         Objek penafsiran adalah karya seni, bukan seniman.
·         Semua karya seni adalh bagian tentang dunia di mana ia muncul.
·         Semua karya seni adalah bagian dari karya seni lainnya.
·         Tidak ada penafsiran yang lengkap tentang arti sebuah karya seni.
·         Makna sebuah karya seni mungkin berbeda dari kepentingan pemirsa. Interpretasi pada akhirnya adalah usaha komunal, dan masyarakat pada akhirnya mungkin akan mengoreksinya lagi.
·         Interpretasi yang baik akan mengundang kita untuk melihat diri kita dan melanjutkan interpretasi menurut pendapat kita sendiri.
 
4. MENILAI
Apabila tahap mendeskripsikan sampai menafsirkan ini merupakan tahapan yang juga umum digunakan dalam apresiasi karya seni, maka tahap menilai atau evaluasi merupakan tahapan yang menjadi ciri dari kritik karya seni. Evaluasi atau penilaian adalah tahapan dalam kritik untuk menentukan kualitas suatu karya seni bila dibandingkan dengan karya lain yang sejenis.
Perbandingan dilakukan terhadap berbagai aspek yang terkait dengan karya tersebut baik aspek formal maupun aspek konteks.
Mengevalusi atau menilai secara kritis dapat dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut:
a. Membandingkan sebanyak-banyaknya karya yang dinilai dengan karya yang sejenis
b. Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang dikritisi
c. Menetapkan sejauh mana karya yang ditetapkan “berbeda” dari yang telah ada sebelumnya.
d. Menelaah karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan segi pandang tertentu yang melatarbelakanginya.
 
KESIMPULAN
Kritik seni merupakan kegiatan menanggapi karya seni untuk mempertumbuhkan kelebihan dan kekurangan suatu karya seni. Pemahaman terhadap keempat tipe kritik seni dapat menentukan pola pikir kita dalam melakukan kritik seni. Begitu juga dengan pendekatan kritik seni yang dapat menggunakan berbagai metode dan pisau analisis yang berbeda. Perbedaan mazhab/aliran seni juga akan mempengaruhi cara melakukan kritik yang harus kita lakukan.
 
Kritik seni tidak berarti eksklusif terhadap kebutuhan untuk mengkaji karya seni untuk keperluan karya ilmiah. Kritik seni memiliki berbagai jenis dengan masing-masing kebutuhannya. Boleh dibilang sebetulnya apa yang lebih diperlukan di era seni rupa yang serba memusingkan masyarakat umum ini adalah kritik populer. Keadaan masyarakat yang semakin skeptis terhadap karya seni kontemporer perlu direspon dengan berbagai kritik seni yang dapat menjembatani seniman dan masyarakat umum.
 
CONTOH TAHAPAN TULISAN KRITIK : Wahyu Gunawan, The Secret of Life

No.

Tahap

Keterangan

1.

Mendeskripsi

Dalam lukisan berjudul "The Secret of Life" ini Wahyu Gunawan mengungkapkan sebuah rahasia kehidupan manusia. Wahyu menggambarkan kehidupan manusia seperti dalam sebuah labirin. Wahyu menyukai detail dan komposisi-komposisi yang memaparkan keriangan, canda tawa hedonisme yang terkesan ironis. Lukisan ini menggambarkan manusia-manusia yang melakukan aktifitas dalam sebuah labirin. Di sebelah kanan bawah tampak dua orang bercakap-cakap di sebuah ruangan perahu bertuliskan police. Ke tengah sedikit tampak terlihat orang dengan mengendarai balon udara. Wahyu menggambarkan dunia berliku-liku dengan manusia yang berkostum warna-warni yang terlihat mencari jalan keluar.

2.

Menganalisi

Karya ini secara visual menunjukkan idiom yang bersumber dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, sebagai ekspresi dalam kehidupan manusia yang sangat beragam. Karya ini dapat dikategorikan dalam  gaya ekspresionisme simbolis.

3.

Menafsirkan

Melalui warna dominan merah pada bagian atas melambangkan keberanian, simbol dari api, pencapaian tujuan, dan perjuangan. Dominan warna biru pada bagian bawah memberi kesan tenang dan menekankan keinginan, serta dengan latar langit yang abu-abu menambah suasana carut marut dalam kehidupan manusia. Melalui lukisan "The Secret of Life" Gunawan ingin menyampaikan bahwa hidup adalah sebuah rahasia. Kadang manusia berada di atas, dan kadang berada di bawah. Untuk dapat bertahan manusia harus berjuang dengan segala cara untuk menguak rahasia kehisupan.

4.

Menilai

Wahyu Gunawan yang lahir 2 Mei 1975 termasuk pelukis muda yang kaya dengan ekspresi. Dalam karya “The Secret of Life” mengungkap sebuah idiom yang menggambarkan kehidupan manusia yang sangat kompleks. Setiap manusia berusaha mencari jalan keluar masing-masing untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Karya ini selain menghadirkan idiom yang menyentuh juga menunjukkan sisi humanis yang kuat.


REFERENSI
1. Sahman, Humar, 1993. Mengenali Dunia Seni Rupa, Tentang Seni, Karya Seni, Aktivitas Kreatif, Apresiasi, Kritik dan Estetika. Semarang: IKIP Semarang Press.
2. Soedarso Sp, 2000. Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern. Yogyakarta: CV Studio Delapanpuluh Enterprise & BP ISI Yogyakarta.
3. Sumartono, 1991. Penelitian Sejarah Seni Rupa Setelah Krisis Modernisme dalam Jurnal Seni, edisi I/01-Mei 1991. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta.
4. Barret, Terry 2006. terrybarrettosu.com. Principle for Interpreting Art. Diterbitkan tahun 2006, diakses tanggal 4 januari 2018,  http://terrybarrettosu.com/wp-content/uploads/2017/08/Bar
5. Malloy, Kaoime E. Art Criticism and Formal Analysis Outline. University of Wisconsin Green Bay. Diakses tanggal 10 Februari 2018, https://www.uwgb.edu/malloyk/art…

Senin, 28 Februari 2022

KRITIK KARYA SENI RUPA

KRITIK KARYA SENI RUPA
Kritik karya seni memiliki perbedaan tujuan dan kualitas. Karena perbedaan tersebut, maka dijumpai beberapa jenis kritik karya seni berdasarkan pendekatannya seperti yang disampaikan oleh Feldman (1967), yaitu kritik populer (popular criticism), kritik jurnalistik (journalistic criticism), kritik keilmuan (scholarly criticism), dan kritik pendidikan (pedagogical criticism).
Pemahaman terhadap keempat tipe kritik seni dapat mengantar nalar kita untuk menentukan pola pikir dalam melakukan kritik seni. Setiap tipe mempunyai ciri (kriteria), media (alat: bahasa), cara (metoda), sudut pandang, sasaran, dan materi yang tidak sama. Keempat kritik tersebut memiliki fungsi yang menekankan pada masing-masing keperluannya.



PENGERTIAN KRITIK KARYA SENIRUPA

Istilah apresiasi seni atau mengapresiasi karya seni berarti memahami sepenuhnya seluk-beluk karya seni serta menjadi sensitif (peka) terhadap segi-segi estetikanya.

Apresiasi dapat juga diartikan berbagi pengalaman antara seniman (perupa) dan penikmat karya, bahkan ada yang menambahkan, menikmati karya seni sama artinya dengan menciptakan kembali. Dengan kata lain, kegiatan apresiasi seni atau mengapresiasi karya seni dapat diartikan sebagai upaya untuk memahami berbagai hasil seni dengan segala permasalahannya serta menjadi lebih peka terhadap nilai-nilai estetika yang terkandung di dalamnya. Dengan mengerti dan menyadari sepenuhnya seluk-beluk sesuatu hasil seni serta menjadi sensitif terhadap segisegi estetiknya seesorang diharapkan mampu menikmati dan menilai karya tersebut dengan semestinya (Soedarso, 1990).

Ada dua fungsi dari kegiatan apresiasi seni yaitu pertama, adalah agar kita dapat meningkatkan dan memupuk kecintaan kepada karya bangsa sendiri dan sekaligus kecintaan kepada sesama manusia. Fungsi kedua bersifat khusus, ada hubungannya dengan kegiatan mental kita yaitu penikmatan, penilaian, empati dan hiburan. Apresiasi seni juga besar manfaatnya bagi ketahanan budaya Indonesia. Melalui kegiatan apresiasi kesenian Indonesia, kamu dapat lebih mengenal dan menghargai budaya bangsa sendiri.

Dalam pembelajaran seni di sekolah, kegiatan apresiasi digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran seni. Melalui kegiatan apresiasi, tidak saja belajar untuk memahami dan atau menghargai karya seni, tetapi dapat juga diimplementasikan untuk menghargai berbagai perbedaan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kepedulian kamu terhadap karya seni dan warisan budaya bangsa lainnya dapat ditumbuhkan dengan pembelajaran apresiasi ini.

Pengertian kritik dalam seni tidak diartikan sebagai kecaman yang menyudutkan hasil karya atau penciptanya. Hampir sama dengan apresiasi, kritik seni pada dasarnya merupakan kegiatan menanggapi karya seni.

Perbedaannya hanyalah kepada fokus dari kritik seni yang lebih bertujuan untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan suatu karya seni. Keterangan mengenai kelebihan dan kekurangan ini dipergunakan dalam berbagai aspek, terutama sebagai bahan untuk menunjukkan kualitas dari sebuah karya.

Para ahli seni umumnya beranggapan bahwa kegiatan kritik dimulai dari kebutuhan untuk memahami (apresiasi) kemudian beranjak kepada kebutuhan memperoleh kesenangan dari kegiatan memperbincangkan berbagai hal yang berkaitan dengan karya seni tersebut.

Sejalan dengan perkembangan pemikiran dan kebutuhan masyarakat terhadap dunia seni, kegiatan kritik kemudian berkembang memenuhi berbagai fungsi sosial lainnya. Kritik karya seni tidak hanya meningkatkan kualitas pemahaman dan apresiasi terhadap sebuah karya seni, tetapi dipergunakan juga sebagai standar untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil berkarya seni. Tanggapan dan penilaian yang disampaikan oleh seorang kritikus ternama sangat mempengaruhi persepsi penikmat terhadap kualitas sebuah karya seni bahkan dapat mempengaruhi penilaian ekonomis (price) dari karya seni tersebut.

Dalam dunia pendidikan, kegiatan kritik dapat digunakan sebagai evaluasi dalam proses pembelajaran seni. Kekurangan pada sebuah karya dapat dijadikan bahan analisis untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran maupun hasil belajar tentang seni.

JENIS KRITIK SENI
- oleh Feldman (1967)
KRITIK PENDIDIKAN : Kritik pendidikan bertujuan mengangkat atau meningkatkan kepekaan artistik serta estetika subjek belajar seni. Jenis kritik pendidikan umumnya digunakan di lembaga- lembaga pendidikan seni terutama untuk meningkatkan kualitas karya seni yang dihasilkan peserta didiknya. Kritik jenis ini termasuk yang banyak digunakan oleh guru di sekolah umum dalam penyelenggaraan mata pelajaran pendidikan seni.

KRITIK KEILMUAN : Kritik keilmuan bersifat akademis dengan wawasan pengetahuan, kemampuan dan kepekaan kritikus yang tinggi untuk menilai/menanggapi sebuah karya seni. Kritik jenis keilmuan ini umumnya disampaikan oleh seorang kritikus yang sudah teruji kepakarannya dalam bidang seni, atau kegiatan kritik yang disampaikan mengikuti kaidah-kaidah atau metodologi kritik secara akademis. Hasil tanggapan melalui kritik keilmuan ini seringkali dijadikan referansi bagi para kolektor atau kurator institusi seni seperti museum, galeri dan balai lelang.

KRITIK POPULER : Kritik seni populer ditujukan untuk konsumsi massa/umum. Tanggapan yang disampaikan melalui kritik jenis populer ini biasanya bersifat umum saja lebih kepada pengenalan atau publikasi sebuah karya. Umumnya digunakan gaya bahasa dan istilah-istilah sederhana yang mudah dipahami oleh orang awam.

KRITIK JURNALISTIK : Jenis kritik jurnalistik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya disampaikan secara terbuka kepada publik melalui media massa khususnya surat kabar. Kritik jenis jurnalistik ini  biasanya sangat cepat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kualitas dari sebuah karya seni, tertama karena hasil tanggapannya (kritiknya) disampaikan melalui media massa.

KRITIK FORMALISTIK : melihat kualitas karya berdasarkan konfigurasi unsur-unsur pembentukannya, prinsip penataannya, teknik, bahan dan medium yang digunakan dalam berkarya seni. 

KRITIK EKSPRESIVISTIK : Jika kritik formalistik lebih cenderung kepada penilaian aspek-aspek formalnya, maka kritik ekspresivistik lebih cenderung menilai sebuah karya berdasarkan kualitas gagasan dan perasaan yang ingin dikomunikasikan oleh perupa melalui sebuah karya seni. Kegiatan kritik ini umumnya menanggapi kesesuaian atau keterkaitan antara judul, tema, isi dan visualisasi objek-objek yang ditampilkan dalam sebuah karya.

KRITIK INSTRUMENTALISTIK : jenis kritik seni yang cenderung menilai karya seni berdasarkan kemampuannya mencapai tujuan moral, religius, politik atau psikologi. Dalam prakteknya, penggunaan jenis kritik Instrumentalistik ini disesuaikan dengan jenis dan tujuan pembuatan karya seni rupanya.

FUNGSI KRITIK KARYA SENI RUPA
Kritik karya seni rupa memiliki fungsi yang sangat penting dalam dunia seni rupa dan dalam pendidikan seni. Fungsi kritik seni yang pertama dan utama ialah menjembatani persepsi dan apresiasi artistik dan estetik karya seni rupa, antara pencipta (perupa), karya, dan penikmat seni. Komunikasi antara karya yang disajikan kepada penikmat (publik) seni membuahkan interaksi timbal-balik antara keduanya. Bagi perupa, kritik seni berfungsi untuk mendeteksi kelemahan, mengupas kedalaman, serta membangun kekurangan pada karya seninya. Sedangkan bagi apresiastor atau penikmat karya seni, kritik seni membantu memahami karya, meningkatkan wawasan dan pengetahuannya terhadap karya seni yang berkualitas.

MENULIS KRITIK KARYA SENI RUPA
Ada empat tahapan menulis kritik seni. Keempat tahapan tersebut antara lain; deskripsi, analisis, interpretasi dan penilaian.

DESKRIPSI 
Deskripsi adalah tahapan dalam kritik untuk menemukan, mencatat, dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan. Agar dapat mendeskripsikan dengan baik, kamu harus mengetahui istilah-istilah teknis yang umum
digunakan dalam dunia seni rupa. Tanpa pengetahuan tersebut, maka kamu akan kesulitan untuk mendeskripsikan fenomena karya yang dilihat.
Yang dimaksud Feldman adalah "petunjuk" sekaligus "penunjuk". Maka deskripsi mengarahkan ke apa saja yang terlihat, terdengar, terpikir dan seterusnya setelah melihat karya seni tersebut. Feldman berharap kritikus seni bersifat netral dalam tahapan pertama ini. Netral yang dimaksud adalah menghindari pandangan subyektif dalam mendeskripsikan karya seni itu. Maka, sebaiknya menghindari kata-kata yang mengarahkan pembaca ke persepsi kritikus, misalnya indah, cantik, menarik, keren, dan sebagainya. Kata-kata yang sebaiknya digunakan adalah yang menunjukkan informasi faktual dari karya tersebut. Dimulai dari pertanyaan siapa artisnya, judul dan media yang digunakan, kapan dikerjakan dan jelaskan apa yang kritikus lihat/dengar/rasakan/dapatkan ketika berhadapan dengan karya seni yang dimaksud.

ANALISIS 
Analisis formal adalah tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap ini kamu harus memahami unsur-unsur seni dan prinsip-prinsip penataan atau penempatannya dalam sebuah karya seni. Perhatikan karya berikut ini, telusuri unsur-unsur seni dan prinsip-prinsip penataan atau penempatannya dalam karya tersebut.
Dalam tahapan kedua analisis karya seni ini, maka semua pengetahuan kritikus seni terhadap karya seni dan disiplin seni (dan ilmu yang berkaitan) yang dimaksud akan sangat bermanfaat dan berpengaruh pada hasil penilaian kritikus seni.
Misalnya, kritikus seni mulai menganalisis ukuran kanvas, bentuk, warna, dan sebagainya pada karya seni rupa. Atau, meneliti pilihan chord, notasi, tempo dan sebagainya pada karya musik. Pada karya teater mungkin melihat genre, pilihan naskah, pilihan metode akting, pilihan bentuk dan sebagainya. Begitu juga karya seni lainnya seperti tari, sastra dan film.
Analisis tersebut biasanya akan dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan semacam; kenapa memilih warna itu, apa saja bentuk yang dibuat dan disusun, atau kenapa memilih genre itu, dan sebagainya.
Intinya adalah, kritikus seni akan mencoba mengungkapkan apa yang diinginkan artis sehingga mengambil keputusan tertentu. Serta mencari koneksi, hubungan dan sebagainya dari karya seni tersebut ke lingkungan sosial, kejadian, sejarah atau pemikiran seniman.

TAFSIR / INTERPRETASI
Menafsirkan atau menginterpretasikan adalah tahapan penafsiran makna sebuah karya seni meliputi tema yang digarap, simbol yang dihadirkan, dan masalah-masalah yang dikedepankan. Penafsiran ini sangat terbuka sifatnya, dipengaruhi sudut pandang dan wawasan. Semakin luas wawasan kamu
semakin kaya interpretasi karya yang dikritisinya. Agar wawasan kamu semakin kaya maka kamu harus banyak mencari informasi dan membaca khususnya yang berkaitan dengan karya seni rupa.
Tentunya, di sini waktunya ide, perasaan apriori, sensasi tertentu dan perspektif estetis kritikus mulai dimunculkan. 
Bisa dikatakan, ketika masuk ke tahapan ini, maka kritikus akan mulai menyampaikan arti, gagasan dan informasi di dalam suatu karya seni berdasarkan deskripsi (tahap 1) dan analisis (tahap 2) yang sudah dilakukan sebelumnya.
Dalam tahapan ini, kritikus akan mulai dengan pertanyaan seperti; apa kaitan judul karya dengan maknanya? Atau, apakah yang sebenarnya sedang diceritakan atau disampaikan seniman? Atau, apa perasaan yang Anda dapatkan setelah melihat karya seni ini?

PENILAIAN 
Apabila tahap mendeskripsikan sampai menafsirkan ini merupakan tahapan yang juga umum digunakan dalam apresiasi karya seni, maka tahap menilai atau evaluasi merupakan tahapan yang menjadi ciri dari kritik karya seni. Evaluasi atau penilaian adalah tahapan dalam kritik untuk menentukan kualitas suatu karya seni bila dibandingkan dengan karya lain yang sejenis.
Perbandingan dilakukan terhadap berbagai aspek yang terkait dengan karya tersebut baik aspek formal maupun aspek konteks.
Mengevalusi atau menilai secara kritis dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membandingkan sebanyak-banyaknya karya yang dinilai dengan karya yang sejenis
b. Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang dikritisi
c. Menetapkan sejauh mana karya yang ditetapkan “berbeda” dari yang telah ada sebelumnya.
d. Menelaah karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan segi pandang tertentu yang melatarbelakanginya.
Di tahapan terakhir ini, semua tahapan sebelumnya akan menghadirkan satu kesimpulan. Dan dari kesimpulan itu akan muncul satu hal; penilaian. Bisa dibilang, tahapan ini yang paling ditunggu pembaca dari seorang kritikus. Di bagian ini, kritikus akan mulai "memutuskan" bagaimana kualitas karya tersebut. Pendapat yang subyektif biasa juga masuk ke dalam tahapan ini, misalnya apakah kritikus suka atau tidak dengan karya tersebut. 

Hal yang sering salah dilakukan, menurut Feldman, adalah bagian keempat ini justru sering diletakkan di awal. Padahal, karya tersebut belum diselami sepenuhnya. Alias, sudah memutuskan sebelum memeriksa. Maka pertanyaan untuk tahapan ini adalah, apakah seniman tersebut berhasil? Berhasil yang dimaksud adalah, berhasil membuat karya yang berkualitas, serta berhasil menyampaikan gagasannya secara utuh lewat karya seninya. Dan mungkin juga, berhasil secara materi.



Senin, 24 Januari 2022

PAMERAN KARYA SENI RUPA

 


PAMERAN KARYA SENI RUPA. Beberapa pengertian seni menurut para ahli :

Isabel Briggs Myers - Pengertian pameran adalah suatu aktivitas yang melibatkan ruangan (galeri) dan memamerkan hasil karya seni seperti lukisan, ukiran, gambar foto, dan karya lainnya.

Evelina Lidia - Pameran adalah suatu kegiatan masyarakat yang dapat diselenggarakan oleh suatu organisasi independen dan terbuka untuk umum.

Freed E. Han dan Kenneth G. Mangun - Pameran adalah suatu sarana pemasaran yang efektif untuk tujuan kampanye, baik itu produk tertentu, sosialisasi program perusahaan, serta informasi tentang keunggulan suatu produk kepada masyarakat sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan penetrasi pasar.

Frank William Jefkins - Pengertian pameran adalah satu-satunya media pemasaran yang dapat menyentuh semua pancaindra manusia (mata, telinga, kulit, hidung, lidah).

Adi Irwanto : Pameran adalah satu di antara cara untuk dapat menyajikan sebuah karya seni secara visual, baik itu karya seni dua dimensi maupun tiga dimensi.

Sedangkan menurut Galeri Nasional bahwa : “Pengertian pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas.” (http://www.galeri-nasional.or.id) .

Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa Pameran adalah kegiatan bagaimana kita menyajikan, menunjukkan, mempertontonkan sebuah benda yang dalam hal ini karya seni kepada masyarakat, guna mendapatkan apresiasi.

Apa itu apresiasi? Apresiasi adalah reaksi timbal balik dari apa yang kita berikan. Beberapa contoh apresiasi yang positif antara lain : pujian, kritik, saran, penghargaan, nilai, bahkan juga termasuk hal yang bersifat negatif seperti cacian, cemooh, dan hinaan.

 

TUJUAN PAMERAN

TUJUAN SOSIAL - Suatu aktivitas pameran yang bertujuan untuk kepentingan sosial. Dalam hal ini, hasil penjualan tiket maupun karya dalam pameran akan disumbangkan untuk kepentingan kegiatan sosial, seperti disumbangkan untuk korban bencana, panti asuhan, dan lainnya.

TUJUAN KEMANUSIAAN - Suatu aktivitas pameran yang bertujuan untuk kepentingan pelestarian, pembinaan, nilai-nilai, serta pengembangan hasil karya seni budaya yang ada di masyarakat.

TUJUAN KOMERSIAL - Suatu aktivitas pameran yang bertujuan agar karya yang dipamerkan dibeli pengunjung sehingga penyelenggara pameran memperoleh keuntungan.

TUJUAN INFORMASI - Melalui kegiatan pameran, semua pihak dapat mengumpulkan dan mengetahui tren yang sedang berkembang sehingga dapat lebih memahami sesuai bidang masing-masing.


FUNGSI PAMERAN : Fungsi utama kegiatan pameran adalah sebagai alat komunikasi antara pencipta seni (seniman) dengan pengamat seni (apresiator). Perupa atau seniman mengomunikasikan gagasan atau perasaannya dalam bentuk visual melalui karya seni rupa.

FUNGSI EDUKASI - Pameran berguna untuk memberikan pendidikan dan melatih masyarakat luas dalam memahami arti dari keahlian rohani manusia. Kegiatan ini mampu menyeimbangkan kembali ingatan dan pandangan manusia terhadap lingkungan sekitarnya. Sebagai contoh pameran edukasi adalah museum. 

FUNGSI APRESIASI - Pameran berguna sebagai suatu media dalam menyampaikan apresiasi kepada para seniman sehingga para pengunjung akan menyampaikan apresiasinya kepada seniman dan hasil karyanya. Dalam hal ini manfaat utama ada pada pengunjung atau penikmat seni yang sedang menonton pameran tersebut.

FUNGSI PRESTASI - Pameran berfungsi membantu memacu para pegiat seni untuk bisa berprestasi dalam menghasilkan suatu karya yang sangat menginspirasi. Dalam hal ini sang kreator seni atau senimannya yang menerima manfaat fungsi ini.

FUNGSI REKREASI - Pameran bermanfaat untuk media releksasi dan melepaskan diri dari berbagai tekanan kegiatan sehari-hari yang menguras pikiran dan energi.

Dalam konteks penyelenggaraan pameran seni rupa di sekolah, Nurhadiat (1996), secara khusus menyebutkan lima fungsi pameran seni rupa sekolah, di antaranya: (1) meningkatkan apresiasi seni warga sekolah khususnya siswa; (2) membangkitkan motivasi siswa berkarya seni; (3) penyegaran dari kejenuhan belajar di kelas; (4) motivasi berkarya visual lewat karya seni; (5) belajar berorganisasi dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pameran.

 

MANFAAT PAMERAN : Setelah memahami tujuan dan fungsi pameran, kamu juga perlu mengetahui apa manfaat kegiatan pameran. Mengacu pada penjelasan fungsi dan tujuannya, berikut ini beberapa manfaat pameran : (1) Sebagai sarana bagi para seniman dan pencipta karya untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dalam membuat suatu produk atau karya seni yang berkualitas. (2) Sebagai sarana bagi masyarakat luas untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dalam mengapresiasi hasil karya orang lain. (3) Membantu masyarakat luas agar lebih mampu dalam menilai atau mengevaluasi suatu hasil karya secara objektif. (4) Memberikan lebih banyak pengalaman bagi para pencipta produk atau karya seni. (5) Sebagai sarana untuk melatih masyarakat dalam hal merencanakan dan menyelenggarakan suatu kegiatan. (6) Sebagai sarana untuk relaksasi dan penyegaran jiwa.

 

Kamis, 18 November 2021

Seni Rupa Tiga Dimensi (3D)



Pengertian Karya Seni Rupa 3D

Karya seni rupa 3 dimensi adalah karya seni rupa yang memiliki ciri khusus yaitu memiliki 3 (tiga) ukuran/dimensi, yaitu PANJANG, LEBAR dan TINGGI. Ciri inilah yang menjadikan karya senirupa ini memiliki volume atau unsur ruang.

Unsur ruang menjadi ciri pembeda antara karya 2 dimensi dengan 3 dimensi. Karya tiga dimensi dapat di lihat lebih dari dua sisi.

 

Jenis, Tema dan Fungsi dalam Karya Seni Rupa 3D

Berdasarkan fungsinya karya seni rupa tiga dimensi dibedakan menjadi karya yang memiliki fungsi pakai (seni rupa terapan - applied art) dan karya seni rupa yang hanya memiliki fungsi ekspresi saja (seni rupa murni - pure art). Perbedaan fungsi ini pada dasarnya ditentukan oleh tujuan pembuatannya.

Karya seni rupa sebagai benda pakai yang memiliki fungsi praktis dibuat dengan pertimbangan fungsinya. Dengan demikian bentuk benda atau karya seni rupa tersebut akan semakin indah dilihat dan semakin nyaman digunakan.

Karya seni rupa dapat pula di bedakan atau dikategorikan berdasarkan temanya. Tema merupakan gagasan pokok dalam sebuah karya seni. Tema seringkali dikatakan sebagai persoalan utama yang diungkapkan oleh seniman atau perupa dalam karyanya. Tema tidak selalu tampak secara kasat mata (eksplisit) tetapi lebih sering tersirat (implisit). Sebagai contoh, tema lingkungan misalnya, dapat diidentifikasi dengan objek-objek natural (alam) seperti flora, fauna atau pemandangan alam yang indah, tetapi dapat juga melalui objek-objek yang berlawanan atau bertentangan dengan kaidah-kaidah keindahan alam. Walaupun akan tampak seperti berlawanan, tetapi pesan yang ingin disampaikan oleh perupa atau senimannya ada dalam tema yang sama yaitu kepedulian terhadap kelestarian lingkungan.

 

Nilai Estetis Karya Seni Rupa 3D

Mempelajari seni tidak terlepas dari persoalan estetika dan keindahan. Estetika identik dengan seni dan keindahan. Pendapat ini tidak salah, tetapi tidak sepenuhnya tepat. Perkembangan konsep dan bentuk karya seni menyebabkan pembicaraan tentang estetika tidak lagi semata-mata merujuk pada karya seni yang indah dan sedap dipandang mata. Dengan memahami persoalan estetika dan seni diharapkan wawasan kamu dalam melakukan apresiasi, kritik maupun berkarya seni semakin terbuka.

Menghadapi karya-karya seni yang dikategorikan “tidak indah”, kamu tidak sekonyong-konyong memberikan penilaian buruk, tidak pantas dan sebagainya. Sebagai seorang pelajar seharusnya kamu lebih bijaksana untuk melihat latar belakang dibalik penciptaan sebuah karya seni, mencari nilai keindahan dan kebaikan yang tersembunyi dari karya tersebut. Hal ini akan membantu menjadi seorang kreator, apresiator, dan kritikus seni yang baik

Nilai estetis pada sebuah karya seni rupa dapat bersifat objektif dan subyektif. Nilai estetis bersifat objektif memandang keindahan sebuah karya seni rupa berada pada karya seni itu sendiri secara kasat mata. Keindahan sebuah karya seni rupa tersusun dari komposisi yang baik, perpaduan warna yang sesuai, penempatan objek yang membentuk kesatuan, dan sebagainya. Keselarasan dalam menata unsur-unsur visual ini dapat dikatakan sebagai salah satu nilai estetis yang dimiliki oleh sebuah karya seni rupa.

Tidak demikian halnya dengan nilai estetis yang bersifat subyektif, keindahan tidak hanya pada unsur-unsur fisik yang dicerap oleh mata secara visual, tetapi ditentukan oleh selera penikmatnya atau orang yang melihatnya. Misalnya ketika kamu melihat sebuah karya seni lukis atau seni patung abstrak, kamu dapat menemukan nilai estetis dari penataan unsur rupa pada karya tersebut.

Kamu merasa tertarik pada apa yang ditampilkan dalam karya tersebut dan merasa senang untuk terus melihatnya bahkan ingin memilikinya walaupun kamu tidak tahu objek apa yang ditunjukkan oleh karya tersebut. Temanmu mungkin tidak tertarik pada karya tersebut dan lebih tertarik pada karya lainnya. Perbedaan inilah yang menunjukkan bahwa nilai estetis sebuah karya seni rupa dapat bersifat subyektif.

 

Proses Berkarya Seni Rupa 3D

Pembuatan karya seni rupa tiga dimensi yang paling sederhana sekalipun dilakukan dalam sebuah proses berkarya. Tahapan dalam berkarya ini berbedabeda sesuai dengankarakteristik bahan, teknik, dan alat yang digunakan untuk mewujudkan karya seni rupa tersebut.

Tahapan dalam berkarya seni rupa tiga dimensi ini seperti juga karya seni rupa pada umumnya, dimulai dari adanya motivasi untuk berkarya. Motivasi ini dapat berasal dari dalam maupun diri perupanya. Ide atau gagasan berkarya seni rupa tiga dimensi dapat diperoleh dari berbagai sumber.

Cobalah perhatikan benda-benda dan peristiwa sehari-hari di sekitar kamu, amati berbagai karya seni rupa tiga dimensi dari berbagai media cetak maupun elektronik, kemudian kembangkan hasil pengamatan kamu menjadi gagasan berkarya seni rupa. Pilihlah bahan, media, alat dan teknik yang kamu kuasai atau ingin kamu coba dan mulailah berkreasi membuat karya seni rupa tiga dimensi.

Keindahan sebuah karya tidak hanya kemiripan bentuknya saja, tetapi kesungguhan dalam membuat karya tersebut akan menjadikan karya unik dan menarik. Setiap manusia memiliki karakter dan keunikan yang berbeda-beda, demikian juga dengan karya yang kamu buat. Menulis rencana karya yang akan buat. Tuliskan alasan dalam memilih model yang akan dicontoh serta alasan memilih bahan, alat, dan teknik yang akan digunakan adalah tahapan membuat konsep karya seni rupa. 

Rabu, 13 Oktober 2021

MEMBUAT KARYA SENI LUKIS MOTIF BATIK KREASI

 

MEMBUAT KARYA SENI LUKIS MOTIF BATIK KREASI

Pada kesempatan kali ini kita membuat karya seni 2 dimensi yaitu lukisan motif batik kreasi. Berikut ini adalah keterangan jelasnya :

MEDIA ; Media yang dipakai adalah kertas manila putih / kertas asturo warna, ukuran A2 (40 x 60 cm)

BAHAN DAN ALAT ; Bahan dan alat yang digunakan adalah :
- CAT berpengencer air : CAT AIR, CAT POSTER, CAT AKRILIK, CAT TEMBOK
- Kuas berbagai ukuran
- Pensil

MOTIF BATIK ; Motif batik bisa meniru dari kain batik yang dimiliki : Seprei batik, selendang batik, taplak batik, baju batik, dll. Tinggal nanti pewarnaan bisa diganti dengan warna yang sesuai selera.

CARA MEMBUAT ; bisa di tonton di :

CONTOH HASIL KARYA JADI ; bisa di tonton di :


SELAMAT BERKARYA...

 


MEMBUAT KARYA SENI 2D KOLASE DAUR ULANG

 

MEMBUAT KARYA SENI 2D KOLASE DAUR ULANG


  

Pada kesempatan kali ini kita akan membuat sebuah karya yang memanfaatkan barang bekas yang tadinya dianggap sampah, menjadi sesuatu yang memiliki nilai estetika bahkan memiliki nilai jual.

MEDIA ; Media yang kita pakai adalah KANVAS LUKIS ukuran A2 (40 x 60 cm)

BAHAN ; Bahan yang digunakan untuk membuat karya ini adalah plastik bekas minuman ringan

ALAT ; Alat yang diperlukan:

- Pensil; untuk sketsa

- Gunting; untuk memotong

- Lem; untuk menempel

CARA MEMBUAT ; Silahkan menyaksikan video ini : 

https://www.youtube.com/watch?v=UmS13XSP5VY


SELAMAT BERKARYA...