Selasa, 30 Agustus 2022

MENGUBAH SAMPAH KEMBALI MENJADI INDAH


KONSEP PEMBUATAN TUGAS KELOMPOK
KARYA SENI RUPA POSTER 2D BERBAHAN DAUR ULANG


A.     A. TAHAP KENALI
(Pertemuan 1)
  1. Jenis karya      : POSTER
  2. Tema               : Kesehatan, dan atau Kebersihan Lingkungan
  3. Dimensi           : 2 dimensi
  4. Media             : 2 buah KANVAS (ukuran @ 40 x 60 cm)
  5. Ukuran Karya : 60 x 80 cm
  6. Bahan             : Daur ulang sampah anorganik - PLASTIK

 

B.    B. TAHAP SELIDIKI
(Pertemuan 1)
  1. Mencari literasi tentang POSTER
  2. Mencari referensi karya jadi POSTER KESEHATAN / POSTER KEBERSIHAN LINGKUNGAN
  3. Mencari literasi tentang perbedaan KOLASE, MONTASE, & MOZAIK
  4. Mencari referensi karya jadi KOLASE, MONTASE, & MOZAIK
  5. Mencari bahan-bahan yang dibutuhkan
  6. Mencari alat-alat yang diperlukan
  7. Dokumentasi proses

 

C.     TAHAP LAKUKAN
(Pertemuan 2 & 3)
  1. Menerjemahkan konsep / ide gagasan menjadi sketsa kasar
  2. Membuat dan menyelesaikan dengan bahan daur ulang yang telah disiapkan
  3. Menyelesaikan menjadi karya
  4. Dokumentasi proses

 

D.    TAHAP GENAPI
(Pertemuan 4)
  1. Menyempurnakan karya menjadi siap pamer
  2. Membuat laporan di google.sites
  3. GELAR KARYA

PERBEDAAN KOLASE, MONTASE, dan MOSAIK

PERBEDAAN KOLASE, MONTASE, dan MOSAIK
Kolase, montase, mosaik menjadi karya seni yang seringkali salah dikenali oleh masyarakat. Bukan karena namanya yang mirip, tapi karena teknik yang digunakan oleh ketiganya ini sama, yakni menggunakan teknik tempel dan susun.

Kolase, montase, mosaik merupakan jenis seni rupa dua dimensi yang menggunakan dua teknik, yaitu teknik menempel dan menyusun. Jadi dibutuhkan dua teknik ini saat akan membuat suatu karya seni kolase, montase, mosaik.

Dengan menggunakan teknik menempel lalu menyusun, maka akan terbentuk suatu kombinasi bentuk yang hasilnya nanti dapat memberikan makna tertentu. Berhubung menggunakan penggabungan teknik yang sama, tak heran kalau kolase, montase, mosaik ini seringkali salah dikenali satu sama lain. Sebagian besar orang mungkin menganggap kalau ketiganya ini sama.

Perbedaan dari Kolase, Montase, Mosaik
Kolase, montase, dan mosaik tidaklah sama. Teknik yang digunakan memang sama, tapi material dan cara membuatnya juga berbeda sehingga hasilnya sudah pasti tak sama.


1. KOLASE

Foto : mudahdicari.com

Kolase merupakan karya seni dua dimensi yang menggunakan bermacam-macam bahan untuk membuatnya. Material bahan yang digunakan pada kolase bisa beragam jenisnya. Mulai dari kain, koran, kertas berwarna, biji-bijian, bunga kering, dan masih banyak lagi. Material yang berbeda-beda ini kemudian disatukan dan direkatkan pada satu bidang permukaan untuk membentuk gambar tertentu. Dibutuhkan imajinasi dan kreativitas untuk membuat kolase.

Seniman yang pertama kali mengenalkan teknik kolase adalah dua seniman besar yang berduet dalam karya mereka yakni Pablo Picasso dan George Braque.

Keduanya memperkenalkan dan mempublikasikan teknik menyusun gambar melalui karya mereka yang berjudul ‘Still Life With Chair Caning’. Karya mereka diterbitkan pada tahun 1912.

Pada kolase tersebut, seluruh gambar dilukis dengan menggunakan cat minyak, tapi ekspresi kursi rotan tampak begitu nyata seolah bagian kursi rotan seperti benar-benar ditempelkan pada bidang kanvas tersebut.


Foto : google.com

Saat ini kolase tampil dengan bentuk-bentuk yang lebih inovatif karena menggunakan bahan-bahan yang lebih unik dan beragam.

Meski diperkenalkan oleh seniman besar dan ternama, uniknya kolase ini paling sering digunakan oleh anak-anak sekolah pada tugas prakarya kesenian karena sebenarnya teknik kolase lebih simpel sehingga mudah dilakukan oleh siapa saja.


2. MONTASE

Foto : mudahdicari.com

Montase merupakan potongan dari beberapa gambar yang kemudian ditempel pada satu wadah yang sama sehingga membentuk gambar dengan makna yang baru. Istilah montase seringkali dikenal dengan nama montase foto atau photomontage karena kebanyakan orang menggunakan foto sebagai bahan utama montase.

Montase sering diaplikasikan untuk memodifikasi gambar, baik itu gambar analog hingga digital. Inilah yang menyebabkan mengapa montase juga dijuluki photomontage.

Jika ingin membuat karya montase, harus mempelajari teknik eksposisi atau layering karena pada saat merangkainya secara langsung, harus merangkainya dengan membentuk layering.


Foto : mudahdicari.com

Pilihlah satu gambar atau foto yang nantinya digunakan sebagai gambar dasar. Gambar dasar ini berfungsi sebagai latar tempat dan waktu yang akan mengisahkan sebagian besar cerita yang dibuat oleh montase.

Setelah itu, barulah pilih potongan-potongan gambar lainnya untuk ditempelkan pada gambar dasar tersebut. Secara perlahan, montase akan menampilkan cerita yang baru dengan berbedanya gambar yang ditempelkan.

Montase ini tidak hanya bisa dilakukan dengan cara manual saja alias merangkainya langsung, tapi juga bisa menggunakan software digital seperti photoshop atau coreldraw. Di sinilah letak perbedaan terbesar dari kolase, montase, mosaik. Dalam sinematografi, montase merupakan istilah rangkaian gambar yang tidak bergerak.


3. MOSAIK

Foto : mudahdicari.com

Perbedaan kolase, montase, mosaik yang terakhir bisa dilihat dari tampilan mosaik. Jika kolase menggunakan material yang berbeda, montase menggunakan gambar atau foto yang berbeda, mosaik ini justru menggunakan kepingan-kepingan material sejenis. Biasanya material tersebut bisa berupa gelas, keramik, logam, potongan daun, potongan kertas, hingga potongan kayu. Sebenarnya semua material bisa digunakan dalam seni mosaik. Syaratnya hanya satu, yakni punya ukuran yang hampir sama.

Keunikan dan ciri khas dari mosaik ini tidak hanya terletak pada keindahan perpaduannya saja, tetapi juga keindahan perubahan warna yang ditampilan. Perubahan warna pada mosaik akan menciptakan perubahan bentuk sehingga terbentuklah satu kesatuan dengan pola yang sangat berarti.Seni mosaik ini sebenarnya sudah dikenal sejak zaman Mesopotamia, tapi baru berkembang di zaman peradaban Yunani dan Roma.

Tampilan seni mosaik sebenarnya lebih populer jika dibandingkan kolase dan montase karena pengaplikasiannya yang banyak digunakan pada dunia interior dan arsitektur. Mosaik memiliki kesan elegan yang berkelas saat diaplikasikan dalam desain interior dan arsitektur. Kita bisa melihat pengaplikasiannya melalui motif keramik, meja, hingga material pelapis dinding.


Foto : google.com


Jika dibandingkan antara kolase, montase, mosaik, teknik untuk mosaik lebih rumit dan sistem pengerjaannya lebih lama sehingga tidak sembarang orang bisa menciptakannya, apalagi dalam ukuran yang cukup besar.

Berbeda dengan kolase dan montase yang tekniknya lebih mudah dan pengerjaannya lebih sebentar.

Meski demikian, kolase, montase, mosaik adalah hasil karya seni yang memiliki tingkat kreativitas dan imajinasi yang tinggi sehingga siapapun yang sudah menghasilkannya harus kita berikan apresiasi.

Itulah pengertian dan perbedaan dari kolase, montase, mosaik. Semoga dengan adanya penjelasan singkat di atas, Moms bisa mengerti, memahami, dan pastinya membedakan ketiganya dengan benar.

 

SUMBER :

https://lmsspada.kemdikbud.go.id/
https://www.dekoruma.com/artikel/75108/bedanya-kolase-montase-dan-mosaik
https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/01/134013769/perbedaan-karya-seni-kolase-montase-dan-mozaik
https://bobo.grid.id/read/082542655/cari-jawaban-soal-kelas-4-tema-7-subtema-3-apa-persamaan-dan-perbedaan-kolase-montase-aplikasi-dan-mozaik
https://www.ruparupa.com/blog/montase/
https://www.99.co/blog/indonesia/montase-mosaik-dan-kolase/

Senin, 29 Agustus 2022

PERATURAN BARIS BERBARIS TENTARA NASIONAL INDONESIA

 PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN BARIS BERBARIS TENTARA NASIONAL INDONESIA


Silahkan download file PDF : https://bit.ly/3cnOJsJ ,
dipelajari dan dipakai sebagai pedoman pelaksanaan Baris Berbaris di setiap kegiatan

Kamis, 18 Agustus 2022

UPACARA PRAMUKA PENEGAK

UPACARA PRAMUKA PENEGAK
(sesuai KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 178 TAHUN 1979)

Pt. 37. Macam upacara di Ambalan Penegak
Macam upacara di dalam Ambalan Penegak meliputi :
  • a. Upacara Pembukaan Latihan
  • b. Upacara Penutupan Latihan
  • c. Upacara Penerimaan Tamu
  • d. Upacara Penerimaan Calon
  • e. Upacara Pelantikan
  • f. Upacara Kenaikan Tingkat
  • g. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus
  • h. Upacara Pindah ke Golongan ke Racana Pandega
  • i. Upacara Pelepasan.

Pt. 38. Upacara Pembukaan Latihan Ambalan Penegak
Upacara Pembukaan Latihan di Ambalan Penegak diatur sebagai berikut :
  • a. Kerapihan setiap anggota ambalan.
  • b. Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara
  • c. Pradana mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bersaf.
  • d. Laporan Pemimpin Sanga kepada Pradana.
  • e. Pada waktu Pemimpin Sangga meninggalkan tempat, Wakil Pemimpin Sangga pindah ke tempat Pemimpin Sangga.
  • f. Para Pemimpin Sangga sesudah laporan mengambil tempat di sebelah kanan barisan.
  • g. Pradana menjemput Pembina dan mengantarnya ke sebelah kanan para pemimpin Sangga.
  • h. Pradana mengambil tempat di depan barisan, sesuai dengan adat ambalan yang berlaku.
  • i. Petugas bendera mengibarkan Sang Merah Putih, Pradana memimpin penghormatannya.
  • j. Pembacaan Dasaidarma oleh petugas.
  • k. Pembina Penegak atau Pembina Upacara membaca Pancasila diikuti oleh anggota ambalan.
  • l. Pengumuman dari Pradana/Pembina.
  • m. Pradana memimpin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
  • n. Barisan dibubarkan oleh Pradana dilanjutkan dengan acara latihan.

Pt. 39. Upacara Penutupan Latihan Pasukan Penegak
Jalannya Upacara Penutupan Latihan Pasukan Penegak adalah sebagai berikut :
  • a. Kerapihan setiap anggota ambalan.
  • b. Pradana mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bersaf.
  • 1) Pemimpin Sangga mengambil tempat di sebelah kanan barisan.
  • 2) Wakil Pemimpin Sangga pindah ke tempat Pemimpin Sangga.
  • d. Pradana menjemput Pembina Penegak dan mengantarkannya ke sebelah kanan barisan.
  • e. Pradana mengambil tempat di depan barisan sesuai dengan adat ambalan yang berlaku.
  • f. Petugas bendera menurunkan Sang Merah Putih untuk disimpan.
  • g. Pembacaan renungan atau sandi ambalan oleh petugas.
  • h. Pengumuman tentang sangga kerja untuk latihan yang akan datang, dan lain-lain.
  • i. Pradana memimpin berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
  • j. Laporan Pradana kepada Pembina Penegak.
  • k. Pradana membubarkan barisan.

Pt. 40. Upacara Penerimaan Tamu
Upacara Penerimaan Tamu Ambalan Penegak dilaksanakan dalam rangkaian Upacara Pembukaan
Latihan, dengan jalan sebagai berikut :
  • a. Tamu Ambalan mengambil tempat di kiri Pradana atau Pembina.
  • b. Pradana atau Pembina memperkenalkan tamu kepada anggota Ambalan.
  • c. Pradana atau Pembina memberi kesempatan kepada tamu untuk mengikuti kegiatan ambalan.
  • d. Barisan dibubarkan, dilanjutkan dengan acara latihan.

Pt. 41. Upacara Penerimaan Calon Penegak
Upacara Penerimaan Calon Penegak di Ambalan dilaksanakan sesudah Upacara Pembukaan
Latihan, dengan jalan sebagai berikut :
  • a. Pradana mengumpulkan anggota ambalan.
  • b. Tamu ambalan berada di tepat yang telah ditentukan.
  • c. Penegak Bantara/Laksana yang sudah ditentukan menyiapkan pertanyaan.
  • d. Tamu ambalan dijemput oleh petugas untuk dihadapkan kepada ambalan.
  • e. Pengantar kata Pradana atau Pembina.
  • f. Tanya jawab tentang keadaan pribadi tamu yang akan diterima sebagai calon Penegak.
  • g. Petugas mengajak tamu meninggalkan tempat.
  • h. Ambalan bermusyawarah untuk menentukan penerimaan calon.
  • i. Tamu dipanggil untuk mendengarkan keputusan penerimaannya di ambalan.
  • j. Ucapan selamat dari anggota ambalan dilanjutkan dengan acara latihan.

Pt. 42. Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak Bantara
Upacara Pelantikan Calon Penegak menjadi Penegak Bantara, tidak boleh dihadiri Calon Penegak
lainnya. Pelaksanaannya diatur sebagai berikut :
  • a. Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara.
  • b. Calon Penegak yang akan dilantik diantar oleh pendamping kanan dan pendamping kiri ke hadapan Pembina Penegak.
  • c. Pembina minta penjelasan kepada pendamping kanan dan pendamping kiri mengenai watak dan kecakapan calon.
  • d. Pendamping kanan dan pendamping kiri kembali ke sangganya.
  • e. Sang Merah Putih dibawa petugas ke sebelah kanan depan Pembina, anggota ambalan menghormat dipimpin oleh Pradama/Petugas.
  • f. Tanya jawab tentang Syarat Kecakapan Umum antara Pembina dan calon.
  • g. Pembina memipin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
  • h. Penyematan tanda-tanda disertai pesan seperlunya.
  • i. Ucapan janji Trisatya dituntun oleh Pembina Penegal, dengan jalan memegang ujung Sang Merah Putih dengan tangan kanan yang ditempelkan di dada kiri tepat dengan jantungnya. Kemudian disusul dengan penyematan Tanda Penegak Bantara oleh calon Penegak sendiri.
  • j. Penghormatan ambalan kepada Penegak Bantara yang baru dilantik.
  • k. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
  • l. Pendamping kanan dan pendamping kiri menjemput Penegak Bantara yang selesai dilantik untuk kembali ke sangganya.

Pt. 43. Upacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana
Upacara Kenaikan Tingkat dari Penegak Bantara menjadi Penegak Laksana dilakukan sebagai
berikut :
  • a. Pradana atau Pembina Penegak mengumpulkan anggota ambalan.
  • b. Penegak Bantara yang akan naik tingkat diantar oleh pendampingnya ke hadapan Pembina Penegak.
  • c. Pembina minta pernyataan pendamping mengenai perkembangan watak dan kecakapan yang bersangkutan.
  • d. Para pendamping kembali ketempat.
  • e. Tanya jawab tentang syarat kecakapan umum yang telah diselesaikan antara Pembina dan Penegak Bantara yang akan naik tingkat.
  • f. Sang Merah Putih dibawa oleh petugas ke sebelah kanan depan Pembina Penegak. Waktu Sang Merah Putih memasuki tempat upacara anggota ambalan menghormat dipimpin Pradama atau petugas.
  • g. Pembina memberikan bendera Sang Merah Putih kepada Penegak yang bersangkutan.
  • h. Pembina melepas Tanda Penegak Bantara disertai pesan seperlunya.
  • i. Tanda Penegak Laksana dipasang sendiri oleh Penegak yang bersangkutan.
  • j. Penegak Bantara yang naik tingkat mengulang janji Trisatya dituntun Pembina memegang ujung Sang Merah Putih dengan tangan kanannya ditempelkan di dada kiri tepat pada jantungnya
  • k. Pembina memimpin doa menurut agama dan keperayaan masing-masing.
  • l. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
  • m. Pembina menyerahkan ambalan kepada Pradama untuk meneruskan acara.

Pt. 44. Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Pramuka Penegak
Upacara pemberian Tanda Kecakapan Khusus kepada Penegak yang telah memenuhi syarat
dilakukan dalam rangkaian Upacara Pembukaan/Penutupan Latihan dengan jalan sebagai berikut :
  • a. Penegak yang akan menerima tanda kecakapan khusus dipangggil kedepan Pembina.
  • b. Tanya jawab tentang syarat kecakapan khusus yang telah dipenuhi.
  • c. Penyematan tanda kecakapan khusus dan penyerahan surat keterangan oleh Pembina.
  • d. Ucapan selamat dari anggota ambalan.
  • f. Pembina menyerahkan Ambalan kepada Pradama untuk meneruskan acara.

Pt. 45. Upacara Pindah Golongan dari Ambalan Penegak ke Racana Pandega
Upacara pindah golongan dari Ambalan Penegak ke Racana Pandega dilakukan sebagai berikut :
  • a. Pradana/Pembina Penegak mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bersaf.
  • b. Penegak yang akan pindah golongan dipanggil ke hadapan Pembina Penegak.
  • c. Penjelasan Pembina bahwa kepindahannya bukan karena kecakapannya, melainkan karena usianya
  • d. Penegak yang akan pindah minta diri kepada anggota ambalan.
  • e. Pembina menyerahkan Penegak yang bersangkutan kepada Pembina Racana Pandega.
  • f. Pembina Racana Pandega menerimanya sesuai dengan adat racana yang berlaku.

Pt. 46. Upacara Pelepasan Penegak yang akan terjun ke masyarakat
Upacara Pelepasan Penegak yang akan terjun ke masyarakat dilakukan dalam bentuk informal, di
luar pertemuan rutin.
  • a. Dilaksanakan oleh Sangga Kerja/Panita.
  • b. Acara upacara meliputi :
  • 1) Penjelasan Pembina.
  • 2) Penegak yang bersangkutan minta diri.
  • 3) Sambutan wakil anggota ambalan.
  • 4) Kata Pelepasan Pembina Penegak dan penyerahan surat keterangan.
  • 5) Pemberian kenangan kepada Penegak yang akan meninggalkan ambalan.
  • 6) Berdoa dipimpin oleh Pembina Penegak.
  • 7) Ramah Tamah diakhiri dengan membentuk rantai persaudaraan.
  • c. Tempat dan waktu tidak terikat.

Senin, 07 Maret 2022

MENULIS KRITIK KARYA SENI RUPA


TAHAPAN MENULIS KRITIK KARYA SENI RUPA

1. DISKRIPSI
Deskripsi adalah tahapan dalam kritik untuk menemukan, mencatat, dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan. Agar dapat mendeskripsikan dengan baik, kamu harus mengetahui istilah-istilah teknis yang umum digunakan dalam dunia seni rupa. Tanpa pengetahuan tersebut, maka kamu akan kesulitan untuk mendeskripsikan fenomena karya yang dilihat.
Deskripsi harus menjawab pertanyaan ‘apa yang kita lihat?’. 

Berikut adalah beberapa unsur dan prinsip yang dapat diikuti ketika melakukan analisis formal terhadap karya seni. Berbagai elemen yang merupakan deskripsi meliputi:
·         Bentuk seni adalah lukisan, patung atau salah satu media seni lain.
·         Medium apa yang digunakan, misal cat, batu, dll, dan teknik (alat yang digunakan).
·         Ukuran dan skala pekerjaan (hubungan dengan orang, bingkai atau konteks skala lain).
·         Elemen atau bentuk umum dalam komposisi, termasuk pembangunan struktur atau lukisan; identifikasi benda.
·         Deskripsi poros apakah vertikal, diagonal, horizontal, dll.
·         Deskripsi garis, termasuk kontur seperti lembut, planar, bergerigi, dll.
·         Deskripsi tentang bagaimana garis menggambarkan bentuk dan ruang (volume); membedakan antara garis objek dan garis komposisi, mis., tebal, tipis, bervariasi, tidak beraturan, terputus-putus, tidak jelas, dll.
·         Hubungan antara bentuk, misalnya, besar dan kecil, tumpang tindih, dll.
·         Deskripsi skema warna dan warna; palet.
·         Tekstur permukaan atau komentar lain tentang pelaksanaan pekerjaan.
·         Konteks objek: lokasi asli dan tanggal pembuatan.
 
2. ANALISIS
Analisis formal adalah tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap ini kamu harus memahami unsur-unsur seni dan prinsip-prinsip penataan atau penempatannya dalam sebuah karya seni.
 
Berbagai elemen analisis formal meliputi:
·         Penentuan materi pelajaran melalui penentuan elemen ikonografi, misalnya peristiwa historis, alegori, mitologi, dll.
·         Pemilihan fitur atau karakteristik yang paling khas baik garis, bentuk, warna, tekstur, dll.
·         Analisis prinsip-prinsip seni rupa dan desain atau komposisi, misalnya, seimbang, jomplang, dll. Kesatuan, irama, keselarasan, dll.
·         Pembahasan tentang bagaimana elemen atau sistem struktural berkontribusi terhadap tampilan gambar atau fungsi.
·         Analisis penggunaan cahaya dan peran warna, misalnya, kontras, bayangan, dingin, hangat, warna sebagai simbol, dll.
·         Perlakuan terhadap ruang, baik yang nyata maupun yang ilusi (termasuk penggunaan perspektif), misalnya, kompak, dalam, dangkal, naturalistik, acak, dll.
·         Penggambaran gerakan dan bagaimana pencapaiannya.
·         Efek medium tertentu yang digunakan
·         Persepsi seniman terhadap keseimbangan, proporsi dan skala (hubungan setiap bagian komposisi secara keseluruhan dan satu sama lain) dan emosi atau ekspresi yang dihasilkan.
·         Reaksi terhadap objek atau monumen
 
3. TAFSIR / INTERPRETASI
Menafsirkan atau menginterpretasikan adalah tahapan penafsiran makna sebuah karya seni meliputi tema yang digarap, simbol yang dihadirkan, dan masalah-masalah yang dikedepankan. Penafsiran ini sangat terbuka sifatnya, dipengaruhi sudut pandang dan wawasan. Semakin luas wawasan kamu semakin kaya interpretasi karya yang dikritisinya. Agar wawasan kamu semakin kaya maka kamu harus banyak mencari informasi dan membaca khususnya yang berkaitan dengan karya seni rupa.
 
Beberapa elemen yang merupakan interpretasi meliputi:
·         Ide utama, keseluruhan arti dari karya.
·         Pernyataan Interpretasi: Dapatkah kita mengungkapkan apa yang kita pikirkan /tafsirkan tentang karya seni itu dalam satu kalimat?
·         Bukti: Bukti apa yang ada di dalam dan di luar karya seni itu, untuk mendukung penafsiran kita.
 
Berikut adalah beberapa prinsip interpretasi menurut Terry Barret. Terry Barret adalah seorang kritikus seni asal Amerika Serikat menyusun beberapa prinsip-prinsip Interpretasi seni.
·         Karya seni memiliki “ketidakjelasan” dan dibutuhkan interpretasi.
·         Interpretasi adalah argumen persuasif.
·         Beberapa interpretasi lebih baik dari yang lain.
·         Penafsiran seni yang baik lebih banyak menceritakan tentang karya seni itu sendiri daripada penafsirnya sendiri.
·         Perasaan adalah panduan untuk interpretasi.
·         Ada interpretasi yang berbeda, bersaing, dan kontradiktif terhadap karya seni yang sama.
·         Interpretasi sering didasarkan pada pandangan dunia.
·         Interpretasi tidak terlalu benar, tapi kurang lebih masuk akal, meyakinkan, mencerahkan, dan informatif.
·         Interpretasi dapat dinilai berdasarkan koherensi, korespondensi, dan inklusivitas.
·         Sebuah karya seni belum tentu tentang apa yang seniman inginkan.
·         Seorang kritikus seharusnya tidak menjadi juru bicara seniman.
·         Interpretasi harus menyajikan bagian terbaik karya, bukan bagian terlemahnya
·         Objek penafsiran adalah karya seni, bukan seniman.
·         Semua karya seni adalh bagian tentang dunia di mana ia muncul.
·         Semua karya seni adalah bagian dari karya seni lainnya.
·         Tidak ada penafsiran yang lengkap tentang arti sebuah karya seni.
·         Makna sebuah karya seni mungkin berbeda dari kepentingan pemirsa. Interpretasi pada akhirnya adalah usaha komunal, dan masyarakat pada akhirnya mungkin akan mengoreksinya lagi.
·         Interpretasi yang baik akan mengundang kita untuk melihat diri kita dan melanjutkan interpretasi menurut pendapat kita sendiri.
 
4. MENILAI
Apabila tahap mendeskripsikan sampai menafsirkan ini merupakan tahapan yang juga umum digunakan dalam apresiasi karya seni, maka tahap menilai atau evaluasi merupakan tahapan yang menjadi ciri dari kritik karya seni. Evaluasi atau penilaian adalah tahapan dalam kritik untuk menentukan kualitas suatu karya seni bila dibandingkan dengan karya lain yang sejenis.
Perbandingan dilakukan terhadap berbagai aspek yang terkait dengan karya tersebut baik aspek formal maupun aspek konteks.
Mengevalusi atau menilai secara kritis dapat dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut:
a. Membandingkan sebanyak-banyaknya karya yang dinilai dengan karya yang sejenis
b. Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang dikritisi
c. Menetapkan sejauh mana karya yang ditetapkan “berbeda” dari yang telah ada sebelumnya.
d. Menelaah karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan segi pandang tertentu yang melatarbelakanginya.
 
KESIMPULAN
Kritik seni merupakan kegiatan menanggapi karya seni untuk mempertumbuhkan kelebihan dan kekurangan suatu karya seni. Pemahaman terhadap keempat tipe kritik seni dapat menentukan pola pikir kita dalam melakukan kritik seni. Begitu juga dengan pendekatan kritik seni yang dapat menggunakan berbagai metode dan pisau analisis yang berbeda. Perbedaan mazhab/aliran seni juga akan mempengaruhi cara melakukan kritik yang harus kita lakukan.
 
Kritik seni tidak berarti eksklusif terhadap kebutuhan untuk mengkaji karya seni untuk keperluan karya ilmiah. Kritik seni memiliki berbagai jenis dengan masing-masing kebutuhannya. Boleh dibilang sebetulnya apa yang lebih diperlukan di era seni rupa yang serba memusingkan masyarakat umum ini adalah kritik populer. Keadaan masyarakat yang semakin skeptis terhadap karya seni kontemporer perlu direspon dengan berbagai kritik seni yang dapat menjembatani seniman dan masyarakat umum.
 
CONTOH TAHAPAN TULISAN KRITIK : Wahyu Gunawan, The Secret of Life

No.

Tahap

Keterangan

1.

Mendeskripsi

Dalam lukisan berjudul "The Secret of Life" ini Wahyu Gunawan mengungkapkan sebuah rahasia kehidupan manusia. Wahyu menggambarkan kehidupan manusia seperti dalam sebuah labirin. Wahyu menyukai detail dan komposisi-komposisi yang memaparkan keriangan, canda tawa hedonisme yang terkesan ironis. Lukisan ini menggambarkan manusia-manusia yang melakukan aktifitas dalam sebuah labirin. Di sebelah kanan bawah tampak dua orang bercakap-cakap di sebuah ruangan perahu bertuliskan police. Ke tengah sedikit tampak terlihat orang dengan mengendarai balon udara. Wahyu menggambarkan dunia berliku-liku dengan manusia yang berkostum warna-warni yang terlihat mencari jalan keluar.

2.

Menganalisi

Karya ini secara visual menunjukkan idiom yang bersumber dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, sebagai ekspresi dalam kehidupan manusia yang sangat beragam. Karya ini dapat dikategorikan dalam  gaya ekspresionisme simbolis.

3.

Menafsirkan

Melalui warna dominan merah pada bagian atas melambangkan keberanian, simbol dari api, pencapaian tujuan, dan perjuangan. Dominan warna biru pada bagian bawah memberi kesan tenang dan menekankan keinginan, serta dengan latar langit yang abu-abu menambah suasana carut marut dalam kehidupan manusia. Melalui lukisan "The Secret of Life" Gunawan ingin menyampaikan bahwa hidup adalah sebuah rahasia. Kadang manusia berada di atas, dan kadang berada di bawah. Untuk dapat bertahan manusia harus berjuang dengan segala cara untuk menguak rahasia kehisupan.

4.

Menilai

Wahyu Gunawan yang lahir 2 Mei 1975 termasuk pelukis muda yang kaya dengan ekspresi. Dalam karya “The Secret of Life” mengungkap sebuah idiom yang menggambarkan kehidupan manusia yang sangat kompleks. Setiap manusia berusaha mencari jalan keluar masing-masing untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Karya ini selain menghadirkan idiom yang menyentuh juga menunjukkan sisi humanis yang kuat.


REFERENSI
1. Sahman, Humar, 1993. Mengenali Dunia Seni Rupa, Tentang Seni, Karya Seni, Aktivitas Kreatif, Apresiasi, Kritik dan Estetika. Semarang: IKIP Semarang Press.
2. Soedarso Sp, 2000. Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern. Yogyakarta: CV Studio Delapanpuluh Enterprise & BP ISI Yogyakarta.
3. Sumartono, 1991. Penelitian Sejarah Seni Rupa Setelah Krisis Modernisme dalam Jurnal Seni, edisi I/01-Mei 1991. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta.
4. Barret, Terry 2006. terrybarrettosu.com. Principle for Interpreting Art. Diterbitkan tahun 2006, diakses tanggal 4 januari 2018,  http://terrybarrettosu.com/wp-content/uploads/2017/08/Bar
5. Malloy, Kaoime E. Art Criticism and Formal Analysis Outline. University of Wisconsin Green Bay. Diakses tanggal 10 Februari 2018, https://www.uwgb.edu/malloyk/art…

Senin, 28 Februari 2022

KRITIK KARYA SENI RUPA

KRITIK KARYA SENI RUPA
Kritik karya seni memiliki perbedaan tujuan dan kualitas. Karena perbedaan tersebut, maka dijumpai beberapa jenis kritik karya seni berdasarkan pendekatannya seperti yang disampaikan oleh Feldman (1967), yaitu kritik populer (popular criticism), kritik jurnalistik (journalistic criticism), kritik keilmuan (scholarly criticism), dan kritik pendidikan (pedagogical criticism).
Pemahaman terhadap keempat tipe kritik seni dapat mengantar nalar kita untuk menentukan pola pikir dalam melakukan kritik seni. Setiap tipe mempunyai ciri (kriteria), media (alat: bahasa), cara (metoda), sudut pandang, sasaran, dan materi yang tidak sama. Keempat kritik tersebut memiliki fungsi yang menekankan pada masing-masing keperluannya.



PENGERTIAN KRITIK KARYA SENIRUPA

Istilah apresiasi seni atau mengapresiasi karya seni berarti memahami sepenuhnya seluk-beluk karya seni serta menjadi sensitif (peka) terhadap segi-segi estetikanya.

Apresiasi dapat juga diartikan berbagi pengalaman antara seniman (perupa) dan penikmat karya, bahkan ada yang menambahkan, menikmati karya seni sama artinya dengan menciptakan kembali. Dengan kata lain, kegiatan apresiasi seni atau mengapresiasi karya seni dapat diartikan sebagai upaya untuk memahami berbagai hasil seni dengan segala permasalahannya serta menjadi lebih peka terhadap nilai-nilai estetika yang terkandung di dalamnya. Dengan mengerti dan menyadari sepenuhnya seluk-beluk sesuatu hasil seni serta menjadi sensitif terhadap segisegi estetiknya seesorang diharapkan mampu menikmati dan menilai karya tersebut dengan semestinya (Soedarso, 1990).

Ada dua fungsi dari kegiatan apresiasi seni yaitu pertama, adalah agar kita dapat meningkatkan dan memupuk kecintaan kepada karya bangsa sendiri dan sekaligus kecintaan kepada sesama manusia. Fungsi kedua bersifat khusus, ada hubungannya dengan kegiatan mental kita yaitu penikmatan, penilaian, empati dan hiburan. Apresiasi seni juga besar manfaatnya bagi ketahanan budaya Indonesia. Melalui kegiatan apresiasi kesenian Indonesia, kamu dapat lebih mengenal dan menghargai budaya bangsa sendiri.

Dalam pembelajaran seni di sekolah, kegiatan apresiasi digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran seni. Melalui kegiatan apresiasi, tidak saja belajar untuk memahami dan atau menghargai karya seni, tetapi dapat juga diimplementasikan untuk menghargai berbagai perbedaan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kepedulian kamu terhadap karya seni dan warisan budaya bangsa lainnya dapat ditumbuhkan dengan pembelajaran apresiasi ini.

Pengertian kritik dalam seni tidak diartikan sebagai kecaman yang menyudutkan hasil karya atau penciptanya. Hampir sama dengan apresiasi, kritik seni pada dasarnya merupakan kegiatan menanggapi karya seni.

Perbedaannya hanyalah kepada fokus dari kritik seni yang lebih bertujuan untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan suatu karya seni. Keterangan mengenai kelebihan dan kekurangan ini dipergunakan dalam berbagai aspek, terutama sebagai bahan untuk menunjukkan kualitas dari sebuah karya.

Para ahli seni umumnya beranggapan bahwa kegiatan kritik dimulai dari kebutuhan untuk memahami (apresiasi) kemudian beranjak kepada kebutuhan memperoleh kesenangan dari kegiatan memperbincangkan berbagai hal yang berkaitan dengan karya seni tersebut.

Sejalan dengan perkembangan pemikiran dan kebutuhan masyarakat terhadap dunia seni, kegiatan kritik kemudian berkembang memenuhi berbagai fungsi sosial lainnya. Kritik karya seni tidak hanya meningkatkan kualitas pemahaman dan apresiasi terhadap sebuah karya seni, tetapi dipergunakan juga sebagai standar untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil berkarya seni. Tanggapan dan penilaian yang disampaikan oleh seorang kritikus ternama sangat mempengaruhi persepsi penikmat terhadap kualitas sebuah karya seni bahkan dapat mempengaruhi penilaian ekonomis (price) dari karya seni tersebut.

Dalam dunia pendidikan, kegiatan kritik dapat digunakan sebagai evaluasi dalam proses pembelajaran seni. Kekurangan pada sebuah karya dapat dijadikan bahan analisis untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran maupun hasil belajar tentang seni.

JENIS KRITIK SENI
- oleh Feldman (1967)
KRITIK PENDIDIKAN : Kritik pendidikan bertujuan mengangkat atau meningkatkan kepekaan artistik serta estetika subjek belajar seni. Jenis kritik pendidikan umumnya digunakan di lembaga- lembaga pendidikan seni terutama untuk meningkatkan kualitas karya seni yang dihasilkan peserta didiknya. Kritik jenis ini termasuk yang banyak digunakan oleh guru di sekolah umum dalam penyelenggaraan mata pelajaran pendidikan seni.

KRITIK KEILMUAN : Kritik keilmuan bersifat akademis dengan wawasan pengetahuan, kemampuan dan kepekaan kritikus yang tinggi untuk menilai/menanggapi sebuah karya seni. Kritik jenis keilmuan ini umumnya disampaikan oleh seorang kritikus yang sudah teruji kepakarannya dalam bidang seni, atau kegiatan kritik yang disampaikan mengikuti kaidah-kaidah atau metodologi kritik secara akademis. Hasil tanggapan melalui kritik keilmuan ini seringkali dijadikan referansi bagi para kolektor atau kurator institusi seni seperti museum, galeri dan balai lelang.

KRITIK POPULER : Kritik seni populer ditujukan untuk konsumsi massa/umum. Tanggapan yang disampaikan melalui kritik jenis populer ini biasanya bersifat umum saja lebih kepada pengenalan atau publikasi sebuah karya. Umumnya digunakan gaya bahasa dan istilah-istilah sederhana yang mudah dipahami oleh orang awam.

KRITIK JURNALISTIK : Jenis kritik jurnalistik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya disampaikan secara terbuka kepada publik melalui media massa khususnya surat kabar. Kritik jenis jurnalistik ini  biasanya sangat cepat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap kualitas dari sebuah karya seni, tertama karena hasil tanggapannya (kritiknya) disampaikan melalui media massa.

KRITIK FORMALISTIK : melihat kualitas karya berdasarkan konfigurasi unsur-unsur pembentukannya, prinsip penataannya, teknik, bahan dan medium yang digunakan dalam berkarya seni. 

KRITIK EKSPRESIVISTIK : Jika kritik formalistik lebih cenderung kepada penilaian aspek-aspek formalnya, maka kritik ekspresivistik lebih cenderung menilai sebuah karya berdasarkan kualitas gagasan dan perasaan yang ingin dikomunikasikan oleh perupa melalui sebuah karya seni. Kegiatan kritik ini umumnya menanggapi kesesuaian atau keterkaitan antara judul, tema, isi dan visualisasi objek-objek yang ditampilkan dalam sebuah karya.

KRITIK INSTRUMENTALISTIK : jenis kritik seni yang cenderung menilai karya seni berdasarkan kemampuannya mencapai tujuan moral, religius, politik atau psikologi. Dalam prakteknya, penggunaan jenis kritik Instrumentalistik ini disesuaikan dengan jenis dan tujuan pembuatan karya seni rupanya.

FUNGSI KRITIK KARYA SENI RUPA
Kritik karya seni rupa memiliki fungsi yang sangat penting dalam dunia seni rupa dan dalam pendidikan seni. Fungsi kritik seni yang pertama dan utama ialah menjembatani persepsi dan apresiasi artistik dan estetik karya seni rupa, antara pencipta (perupa), karya, dan penikmat seni. Komunikasi antara karya yang disajikan kepada penikmat (publik) seni membuahkan interaksi timbal-balik antara keduanya. Bagi perupa, kritik seni berfungsi untuk mendeteksi kelemahan, mengupas kedalaman, serta membangun kekurangan pada karya seninya. Sedangkan bagi apresiastor atau penikmat karya seni, kritik seni membantu memahami karya, meningkatkan wawasan dan pengetahuannya terhadap karya seni yang berkualitas.

MENULIS KRITIK KARYA SENI RUPA
Ada empat tahapan menulis kritik seni. Keempat tahapan tersebut antara lain; deskripsi, analisis, interpretasi dan penilaian.

DESKRIPSI 
Deskripsi adalah tahapan dalam kritik untuk menemukan, mencatat, dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan. Agar dapat mendeskripsikan dengan baik, kamu harus mengetahui istilah-istilah teknis yang umum
digunakan dalam dunia seni rupa. Tanpa pengetahuan tersebut, maka kamu akan kesulitan untuk mendeskripsikan fenomena karya yang dilihat.
Yang dimaksud Feldman adalah "petunjuk" sekaligus "penunjuk". Maka deskripsi mengarahkan ke apa saja yang terlihat, terdengar, terpikir dan seterusnya setelah melihat karya seni tersebut. Feldman berharap kritikus seni bersifat netral dalam tahapan pertama ini. Netral yang dimaksud adalah menghindari pandangan subyektif dalam mendeskripsikan karya seni itu. Maka, sebaiknya menghindari kata-kata yang mengarahkan pembaca ke persepsi kritikus, misalnya indah, cantik, menarik, keren, dan sebagainya. Kata-kata yang sebaiknya digunakan adalah yang menunjukkan informasi faktual dari karya tersebut. Dimulai dari pertanyaan siapa artisnya, judul dan media yang digunakan, kapan dikerjakan dan jelaskan apa yang kritikus lihat/dengar/rasakan/dapatkan ketika berhadapan dengan karya seni yang dimaksud.

ANALISIS 
Analisis formal adalah tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap ini kamu harus memahami unsur-unsur seni dan prinsip-prinsip penataan atau penempatannya dalam sebuah karya seni. Perhatikan karya berikut ini, telusuri unsur-unsur seni dan prinsip-prinsip penataan atau penempatannya dalam karya tersebut.
Dalam tahapan kedua analisis karya seni ini, maka semua pengetahuan kritikus seni terhadap karya seni dan disiplin seni (dan ilmu yang berkaitan) yang dimaksud akan sangat bermanfaat dan berpengaruh pada hasil penilaian kritikus seni.
Misalnya, kritikus seni mulai menganalisis ukuran kanvas, bentuk, warna, dan sebagainya pada karya seni rupa. Atau, meneliti pilihan chord, notasi, tempo dan sebagainya pada karya musik. Pada karya teater mungkin melihat genre, pilihan naskah, pilihan metode akting, pilihan bentuk dan sebagainya. Begitu juga karya seni lainnya seperti tari, sastra dan film.
Analisis tersebut biasanya akan dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan semacam; kenapa memilih warna itu, apa saja bentuk yang dibuat dan disusun, atau kenapa memilih genre itu, dan sebagainya.
Intinya adalah, kritikus seni akan mencoba mengungkapkan apa yang diinginkan artis sehingga mengambil keputusan tertentu. Serta mencari koneksi, hubungan dan sebagainya dari karya seni tersebut ke lingkungan sosial, kejadian, sejarah atau pemikiran seniman.

TAFSIR / INTERPRETASI
Menafsirkan atau menginterpretasikan adalah tahapan penafsiran makna sebuah karya seni meliputi tema yang digarap, simbol yang dihadirkan, dan masalah-masalah yang dikedepankan. Penafsiran ini sangat terbuka sifatnya, dipengaruhi sudut pandang dan wawasan. Semakin luas wawasan kamu
semakin kaya interpretasi karya yang dikritisinya. Agar wawasan kamu semakin kaya maka kamu harus banyak mencari informasi dan membaca khususnya yang berkaitan dengan karya seni rupa.
Tentunya, di sini waktunya ide, perasaan apriori, sensasi tertentu dan perspektif estetis kritikus mulai dimunculkan. 
Bisa dikatakan, ketika masuk ke tahapan ini, maka kritikus akan mulai menyampaikan arti, gagasan dan informasi di dalam suatu karya seni berdasarkan deskripsi (tahap 1) dan analisis (tahap 2) yang sudah dilakukan sebelumnya.
Dalam tahapan ini, kritikus akan mulai dengan pertanyaan seperti; apa kaitan judul karya dengan maknanya? Atau, apakah yang sebenarnya sedang diceritakan atau disampaikan seniman? Atau, apa perasaan yang Anda dapatkan setelah melihat karya seni ini?

PENILAIAN 
Apabila tahap mendeskripsikan sampai menafsirkan ini merupakan tahapan yang juga umum digunakan dalam apresiasi karya seni, maka tahap menilai atau evaluasi merupakan tahapan yang menjadi ciri dari kritik karya seni. Evaluasi atau penilaian adalah tahapan dalam kritik untuk menentukan kualitas suatu karya seni bila dibandingkan dengan karya lain yang sejenis.
Perbandingan dilakukan terhadap berbagai aspek yang terkait dengan karya tersebut baik aspek formal maupun aspek konteks.
Mengevalusi atau menilai secara kritis dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membandingkan sebanyak-banyaknya karya yang dinilai dengan karya yang sejenis
b. Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang dikritisi
c. Menetapkan sejauh mana karya yang ditetapkan “berbeda” dari yang telah ada sebelumnya.
d. Menelaah karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan segi pandang tertentu yang melatarbelakanginya.
Di tahapan terakhir ini, semua tahapan sebelumnya akan menghadirkan satu kesimpulan. Dan dari kesimpulan itu akan muncul satu hal; penilaian. Bisa dibilang, tahapan ini yang paling ditunggu pembaca dari seorang kritikus. Di bagian ini, kritikus akan mulai "memutuskan" bagaimana kualitas karya tersebut. Pendapat yang subyektif biasa juga masuk ke dalam tahapan ini, misalnya apakah kritikus suka atau tidak dengan karya tersebut. 

Hal yang sering salah dilakukan, menurut Feldman, adalah bagian keempat ini justru sering diletakkan di awal. Padahal, karya tersebut belum diselami sepenuhnya. Alias, sudah memutuskan sebelum memeriksa. Maka pertanyaan untuk tahapan ini adalah, apakah seniman tersebut berhasil? Berhasil yang dimaksud adalah, berhasil membuat karya yang berkualitas, serta berhasil menyampaikan gagasannya secara utuh lewat karya seninya. Dan mungkin juga, berhasil secara materi.



Senin, 24 Januari 2022

PAMERAN KARYA SENI RUPA

 


PAMERAN KARYA SENI RUPA. Beberapa pengertian seni menurut para ahli :

Isabel Briggs Myers - Pengertian pameran adalah suatu aktivitas yang melibatkan ruangan (galeri) dan memamerkan hasil karya seni seperti lukisan, ukiran, gambar foto, dan karya lainnya.

Evelina Lidia - Pameran adalah suatu kegiatan masyarakat yang dapat diselenggarakan oleh suatu organisasi independen dan terbuka untuk umum.

Freed E. Han dan Kenneth G. Mangun - Pameran adalah suatu sarana pemasaran yang efektif untuk tujuan kampanye, baik itu produk tertentu, sosialisasi program perusahaan, serta informasi tentang keunggulan suatu produk kepada masyarakat sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan penetrasi pasar.

Frank William Jefkins - Pengertian pameran adalah satu-satunya media pemasaran yang dapat menyentuh semua pancaindra manusia (mata, telinga, kulit, hidung, lidah).

Adi Irwanto : Pameran adalah satu di antara cara untuk dapat menyajikan sebuah karya seni secara visual, baik itu karya seni dua dimensi maupun tiga dimensi.

Sedangkan menurut Galeri Nasional bahwa : “Pengertian pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas.” (http://www.galeri-nasional.or.id) .

Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa Pameran adalah kegiatan bagaimana kita menyajikan, menunjukkan, mempertontonkan sebuah benda yang dalam hal ini karya seni kepada masyarakat, guna mendapatkan apresiasi.

Apa itu apresiasi? Apresiasi adalah reaksi timbal balik dari apa yang kita berikan. Beberapa contoh apresiasi yang positif antara lain : pujian, kritik, saran, penghargaan, nilai, bahkan juga termasuk hal yang bersifat negatif seperti cacian, cemooh, dan hinaan.

 

TUJUAN PAMERAN

TUJUAN SOSIAL - Suatu aktivitas pameran yang bertujuan untuk kepentingan sosial. Dalam hal ini, hasil penjualan tiket maupun karya dalam pameran akan disumbangkan untuk kepentingan kegiatan sosial, seperti disumbangkan untuk korban bencana, panti asuhan, dan lainnya.

TUJUAN KEMANUSIAAN - Suatu aktivitas pameran yang bertujuan untuk kepentingan pelestarian, pembinaan, nilai-nilai, serta pengembangan hasil karya seni budaya yang ada di masyarakat.

TUJUAN KOMERSIAL - Suatu aktivitas pameran yang bertujuan agar karya yang dipamerkan dibeli pengunjung sehingga penyelenggara pameran memperoleh keuntungan.

TUJUAN INFORMASI - Melalui kegiatan pameran, semua pihak dapat mengumpulkan dan mengetahui tren yang sedang berkembang sehingga dapat lebih memahami sesuai bidang masing-masing.


FUNGSI PAMERAN : Fungsi utama kegiatan pameran adalah sebagai alat komunikasi antara pencipta seni (seniman) dengan pengamat seni (apresiator). Perupa atau seniman mengomunikasikan gagasan atau perasaannya dalam bentuk visual melalui karya seni rupa.

FUNGSI EDUKASI - Pameran berguna untuk memberikan pendidikan dan melatih masyarakat luas dalam memahami arti dari keahlian rohani manusia. Kegiatan ini mampu menyeimbangkan kembali ingatan dan pandangan manusia terhadap lingkungan sekitarnya. Sebagai contoh pameran edukasi adalah museum. 

FUNGSI APRESIASI - Pameran berguna sebagai suatu media dalam menyampaikan apresiasi kepada para seniman sehingga para pengunjung akan menyampaikan apresiasinya kepada seniman dan hasil karyanya. Dalam hal ini manfaat utama ada pada pengunjung atau penikmat seni yang sedang menonton pameran tersebut.

FUNGSI PRESTASI - Pameran berfungsi membantu memacu para pegiat seni untuk bisa berprestasi dalam menghasilkan suatu karya yang sangat menginspirasi. Dalam hal ini sang kreator seni atau senimannya yang menerima manfaat fungsi ini.

FUNGSI REKREASI - Pameran bermanfaat untuk media releksasi dan melepaskan diri dari berbagai tekanan kegiatan sehari-hari yang menguras pikiran dan energi.

Dalam konteks penyelenggaraan pameran seni rupa di sekolah, Nurhadiat (1996), secara khusus menyebutkan lima fungsi pameran seni rupa sekolah, di antaranya: (1) meningkatkan apresiasi seni warga sekolah khususnya siswa; (2) membangkitkan motivasi siswa berkarya seni; (3) penyegaran dari kejenuhan belajar di kelas; (4) motivasi berkarya visual lewat karya seni; (5) belajar berorganisasi dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pameran.

 

MANFAAT PAMERAN : Setelah memahami tujuan dan fungsi pameran, kamu juga perlu mengetahui apa manfaat kegiatan pameran. Mengacu pada penjelasan fungsi dan tujuannya, berikut ini beberapa manfaat pameran : (1) Sebagai sarana bagi para seniman dan pencipta karya untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dalam membuat suatu produk atau karya seni yang berkualitas. (2) Sebagai sarana bagi masyarakat luas untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dalam mengapresiasi hasil karya orang lain. (3) Membantu masyarakat luas agar lebih mampu dalam menilai atau mengevaluasi suatu hasil karya secara objektif. (4) Memberikan lebih banyak pengalaman bagi para pencipta produk atau karya seni. (5) Sebagai sarana untuk melatih masyarakat dalam hal merencanakan dan menyelenggarakan suatu kegiatan. (6) Sebagai sarana untuk relaksasi dan penyegaran jiwa.