Minggu, 18 Desember 2022

SIAP JADI PENEGAK LAKSANA, 15 PRAMUKA PURNA DEWAN AMBALAN 2021-2022 SMA NEGERI 1 GEBOG KUDUS MELAKSANAKAN GIAT PENGEMBARAAN

Kegiatan pengembaraan adalah berupa kegiatan yang dilaksanakan dengan cara berjalan kaki, dari suatu tempat menuju ke tempat lain yang telah ditetapkan dengan mengambil route jalan setapak perkampungan, dan mengatur kehidupan selama 3 hari. Sesuai yang tercantum di Syarat Kecakapan Umum (SKU) No. 13 Penegak Laksana, pengembaraan dilaksanakan dalam rangka uji tingkat dari penegak Bantara naik ke tingkat penegak Laksana.

Tujuan kegiatan pengembaraan. 1) memberikan pengetahuan, keterampilan praktis, dan pengalaman kepramukaan dalam mewujudkan syarat-syarat kecakapan pramuka penegak laksana. 2) meningkatkan persaudaraan, persatuan, dan kesatuan. 3) menciptakan anak bangsa yang bermanfaat bagi diri pribadi, agama, dan negara. 5) menanamkan kedisiplinan dan bertanggung jawab. 6) memupuk rasa solidaritas pada sesama dan sarana bakti masyarakat.


Tahun ini sebanyak 15 siswa Purna Dewan Ambalan masa bakti 2021-2022 Pangkalan SMA Negeri 1 Gebog Kudus mengajukan diri untuk melaksanakan giat pengembaraan.

Seperti giat pengembaraan yang pernah dilaksanakan, tahun ini Pangkalan SMA Negeri 1 Gebog Kudus masih menggandeng dan bekerjasama dengan 2 Koramil setempat.

Hari pertama peserta berangkat dari Pangkalan SMAN 1 GEBOG KUDUS menuju POS-1 Koramil BAE Kudus. Di Koramil BAE inilah peserta istirahat dan bermalam.



Hari kedua peserta melanjutkan perjalanan dari Koramil BAE menuju POS-2 di Koramil KALIWUNGU Kudus. Malam kedua di Koramil Kaliwungu peserta kembali bermalam dan istirahat.



Hari ketiga peserta melanjutkan perjalanan dari Koramil Kaliwungu kembali ke pangkalan SMA Negeri 1 Gebog Kudus. 

Pada tahun ini, peserta menempuh total jarak kurang-lebih 21 km. Start dari pangkalan SMAN 1 Gebog Kudus pada hari Jumat menuju Koramil BAE  (kurang lebih 4,4 km), Start dari Koramil BAE menuju Koramil KALIWUNGU  (kurang lebih 8,5 km), Start dari Koramil KALIWUNGU kembali ke pangkalan SMAN 1 Gebog Kudus pada hari Minggu (kurang lebih 8,8 km).


Selama bermalam dan beristirahat di Koramil, peserta menerima berbagai materi seperti Kepemimpinan, Survival, PBB, Bela Negara dan Wawasan Kebangsaan dari jajaran TNI




Selain menerima materi, peserta juga diharapkan dapat menerapkan keilmuannya untuk membantu masyarakat melalui pengabdian lingkungan. Seperti contoh ketika peserta memberi pertolongan saat menemui masyarakat yang membutuhkan bantuan di perjalanan.


Peserta juga mendapat materi serta support dan dukungan penuh dari pembina, pelatih bahkan alumni yang pernah melaksanakan uji tingkat penegak laksana sebelumnya.




Adapun uji materi yang akan tercapai oleh 15 peserta dalam kegiatan ini adalah : 

1). Lulus Uji SKU Penegak Laksana No. 13 tentang Pengembaraan selama 3 hari,

2). Lulus uji SKK Gerak Jalan dan berhak memakai TKK Gerak Jalan tingkat Purwa

3). Lulus uji SKK Berkemah dan berhak memakai TKK Berkemah tingkat Purwa

4). Lulus uji SKK Pengembaraan dan berhak memakai TKK Berkemah tingkat Purwa

5). Lulus uji SKK Juru Masak dan berhak memakai TKK Juru Masak tingkat Purwa

6). Peserta berhak memakai brevet penghargaan "Wing Tapak Merah", sesuai ketentuan pencapaian telah berhasil melaksanakan uji SKU Penegak Laksana poin 13 yaitu pengembaraan 3 hari dengan menempuh jalan kaki darat datar minimal 20 km. (baca di : https://baharfiann.blogspot.com/2022/11/aturan-dan-makna-brevet-atau-wing)





Semoga kegiatan pengembaraan ini semakin mempererat tali persaudaraan sesama anggota pramuka, meningkatkan kecintaan terhadap NKRI dan menjadi pengalamam yang bermanfaat bagi kehidupan mereka kelah dimasyarakat.

Kamis, 01 Desember 2022

MENGAPA KURIKULUM HARUS BERUBAH

Sebelumnya sebagai catatan : ini adalah pemahaman awal saya tentang Kurikulum Merdeka, banyak pendapat pribadi didalamnya.
mohon maaf apabila ada kesalahan, dan mohon masukan agar dapat dibetulkan jika salah.

Semua guru adalah penggerak pada jamannya.

Saya ambil contoh, pada tahun 1994 misal. Pada masa itu metode yang digunakan seorang guru dalam mengajar adalah yang paling efektif. Kenapa? ya karena keterbatasan sarpras, tingkat ekonomi, akses informasi, dan banyak lainnya, sangat mempengaruhi tantangan yang dihadapi para siswa pada masa itu.
Ini yang menjadikan satu-satunya akses pengetahuan dan keilmuan didapat hanya ketika siswa bertemu gurunya di sekolah. Maka metode apapun yang dipakai guru pada masa itu, ya itulah yang terbaik saat itu. Karena peran guru sebagai sumber belajar. 
Sebagai contoh, pada masa SD saya tidak akan pernah tahu jumlah menteri yang menjabat di Indonesia dan siapa saja namanya, jika tidak dari guru saya.
Coba sekarang, siapa nama-nama menteri yang sedang menjabat? tidak perlu bertanya pada guru kan?

Saya pernah bertanya kepada salah satu siswa : "apa pengertian seni?" kemudian siswa menjawab dengan bertanya balik : "bapak mau pengertian seni yang menurut siapa? karena saya pernah membaca ada 33 pengertian seni dari para ahli". Manarik bukan? ini tidak ditemui lho pada jaman terdahulu.
Jaman dulu, pengetahuan keilmuan siswa masih sangat terbatas. akses informasi hanya dari gurunya ketika bertemu disekolah.
Saat ini siswa sudah memiliki database pengetahuan yang lebih, karena ketidakterbatasan dan kemudahan akses informasi pada jaman ini.
Kondisi ini bisa sangat bermanfaat, namun juga bisa sangat berbahaya. Guru sudah bukan sumber belajar bagi mereka para siswa. Maka jika guru tidak bergerak akan otomatis tersingkir.

Tugas guru yang tidak bisa digantikan oleh apapun adalah sebagai pemandu (guiden), pembimbing, pengarah, mentor, dan fasilitator bagaimana siswa mengolah pengetahuan yang sudah dimiliki, agar bisa menjadi manfaat baik terhadap pribadinya, orangtua, masyarakat, dan lingkungannya. Karena jika salah, maka dampak negatifnya juga sangat luarbiasa merugikan semuanya.
Dengan database keilmuan yang sedemikian besar, guru sebagai pemandu membimbing siswa mulai dari bagaimana memilah dan mengkategorikan keilmuan yang dimiliki, kemudian menganalisis kondisi yang dihadapi, sampai dengan bagaimana menggunakan keilmuan tersebut sebagai solusi terbaik dan paling efektif untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa dikehidupannya.




Yang paling penting menurut saya adalah anak atau siswa dengan database keilmuan yang sedemikian besar, jika tidak disertai dengan pendampingan, maka tak bayangkan dampaknya untuk kedepan. Bagaimana pemanfaatan teknologi ke arah yang negatif adalah salah satu contoh kecil. Dampak kerusakan yang ditimbulkan tak terbendung.
Sudah banyak kasus disekitar kita, tanpa saya sebutkan pun kita sudah tahu itu.
Kita tidak bisa membendung akses informasi masuk kedalam database siswa. Pengetahuan yang positif maupun yang negatif, semua masuk ke siswa tanpa filter. Bahkan pengetahuan baikpun bisa berubah menjadi jahat ketika salah dalam penerapan. Sebaliknya pengetahuan buruk, bisa menjadi baik jika berada ditangan yang tepat dan berkarakter baik.
Inilah yang bisa kita lakukan adalah membangun KARAKTER. Bagaimana membimbing, memandu dan mengfasilitasi siswa supaya apa yang sudah dimiliki dapat digunakan untuk hal yang baik.
Jika siswa memiliki karakter baik, maka pengetahuan dan keilmuan apapun yang dimiliki akan bermanfaat baik.

Sebuah kurikulum hanya akan efektif pada masa tertentu. Tidak ada kurikulum yang selalu efektif dipakai sepanjang masa. Ini karena kembali lagi bahwa kebutuhan, kondisi, dan tantangan setiap jaman sudah pasti berbeda. Sesimpel itu...
Kurikulum dirancang untuk memenuhi kebutuhan. Jika pada sebuah jaman dengan kebutuhan yang berbeda tapi menggunakan kurikulum yang masih lama, maka tidak akan terpenuhi, dan kurikulum menjadi tidak efektif.
Didalam setiap kurikulum ada metode pembelajaran. Nah ketika metode jaman dulu kita pakai di jaman sekarang, maka kita sebagai guru akan ditinggalkan oleh siswa. Kenapa?

Kita pakai logika sederhana : Untuk dapat menulis di "kertas", saya menggunakan "pena". Tetapi kemudian ketika saya mau menulis di "papan whiteboard", apakah "pena" masih bisa saya pakai? jawabannya bisa, tetapi tidak efektif. Pena maupun papan whiteboard kemungkinan malah rusak. Saya butuh alat lain yang sesuai dengan kebutuhan saya menulis di papan whiteboard, maka saya memakai "spidol". Sederhana kan?

ditulis oleh : Baharfian Novrianto, S.Pd
(hanya seorang guru biasa, dan ini adalah pemahaman awal saya tentang Kurikulum Merdeka)

Minggu, 13 November 2022

ATURAN DAN MAKNA BREVET ATAU WING YANG DIPAKAI ANGGOTA PRAMUKA

Salam Pramuka!

Jumpa lagi adik-adik, kali ini kakak akan membahas tentang brevet keahlian yang sering kakak lihat dipakai oleh adik-adik pramuka di baju seragamnya, layaknya brevet-brevet keahlian yang dipakai oleh TNI maupun POLRI.

Ada beberapa yang pernah kakak lihat, diantaranya ada wing tapak merah, wing tapak hitam, dan brevet-brevet lainnya yang berbentuk wing atau sayap.
Bagaimana aturannya? dan apa maknanya? Yuk mari kita bahas...

ATURAN
Merujuk dari buku-buku kepramukaan yang pernah kakak baca, dan berdasarkan informasi yang kakak himpun dari berbagai sumber termasuk pelatih-pelatih kakak di Kwartir Daerah Jawa Tengah, bahwa aturan resmi dan tertulis untuk pemakaian brevet-brevet tersebut tidak ada. Sekali lagi, aturan resmi dari Gerakan Pramuka untuk brevet-brevet tersebut tidak ada.

Lalu bagaimana? Nah kita merunut sejarah pemakaiannya. 
Menurut berbagai sumber, awal mula pemakaian wing atau brevet-brevet tersebut adalah diberikan oleh sebuah pangkalan pramuka untuk adik-adik binaannya sebagai penghargaan atas prestasi yang dicapai. Fungsi dan maksudnya adalah sebagai penyemangat adik-adik binaan pangkalan tersebut dalam berkegiatan pramuka di pangkalannya. Jadi brevet-brevet tersebut hanya berlaku didalam pangkalan tersebut. Artinya tidak berlaku di luar pangkalan tersebut, karena secara aturan resmi di Gerakan Pramuka tidak ada.

Nah yang menjadi perdebatan adalah ketika ada anggota pramuka diluar pangkalan tersebut atau dari pangkalan lain yang ikut-ikutan memakai, tapi tidak tahu asal-muasal dan maknanya. Misalnya dengan membeli brevet secara online kemudian dipakai hanya agar terlihat keren.

Maka solusinya adalah : 
1. Brevet-brevet kebanggaan dan keahlian tersebut boleh dipakai tetapi hanya berlaku di dalam pangkalan kalian.
2. Setiap pangkalan bisa memberikan makna dan arti brevet tersebut sesuai capaian dan prestasi adik-adiknya. Bahkan membuat brevet sendiri pun boleh. Karena hanya berlaku didalam pangkalan sendiri, maka bisa jadi dan sangat mungkin antara pangkalan satu dengan yang lainnya berbeda dalam pemaknaan brevet tersebut.
3. Karena brevet tersebut adalah bentuk penghargaan dari pangkalan untuk pencapaian tertentu adik-adik, maka bila adik-adik memakai brevet tertentu silahkan ditanyakan ke pembina di pangkalan adik-adik masing-masing apa maknanya brevet tersebut. Sehingga kalo ada yang bertanya, adik-adik bisa menjawab dengan bangga. 

MAKNA atau ARTI
Di pangkalan kakak juga tidak terkecuali dalam pemakaian brevet-brevet ini kepada adik-adik binaan kakak. 
Berikut adalah makna dan arti wing atau brevet yang kakak berikan kepada adik-adik binaan kaakak sebagai penghargaan dan penyemangat adik-adik dalam berkegiatan pramuka :

1. BREVET/WING PENGEMBARAAN
Ada 2 macam brevet atau wing pengembaraan :

*BREVET/WING PENGEMBARAAN TAPAK MERAH BINTANG MERAH
Di pangkalan kakak, brevet atau wing ini diberikan oleh pembina kepada adik-adik penegak sebagai penghargaan karena telah berhasil melaksanakan uji SKU Penegak Laksana poin 13 yaitu pengembaraan 3 hari dengan menempuh jalan kaki darat datar minimal 20 km.

*BREVET/WING PENGEMBARAAN TAPAK HITAM BINTANG MERAH
Di pangkalan kakak, brevet atau wing ini diberikan oleh pembina kepada adik-adik penegak sebagai penghargaan karena telah berhasil melaksanakan kegiatan pendakian gunung (mountainering) selama minimal 2 hari 1 malam.


2. BREVET/WING ABDI LINTAS
Di pangkalan kakak, brevet atau wing ini diberikan oleh pembina kepada adik-adik penegak sebagai penghargaan karena telah berhasil melaksanakan kegiatan ikut membantu melatih dan mengisi materi adik-adik pramuka di pangkalan penggalang atau siaga minimal 4 kali latihan rutin.


3. BREVET/WING SATUAN KARYA
Di pangkalan kakak, brevet atau wing ini diberikan oleh pembina kepada adik-adik penegak sebagai penghargaan karena telah berhasil lulus kegiatan latihan dasar satuan karya dan dilantik.


4. BREVET/WING PURNA ABDI
Di pangkalan kakak, brevet atau wing ini diberikan oleh pembina kepada adik-adik penegak sebagai penghargaan karena telah berhasil (selesai/purna) melaksanakan tugas sebagai Dewan Ambalan selama 1 periode masa bakti.


5. BREVET/WING PENANGGULANGAN BENCANA
Di pangkalan kakak, brevet atau wing ini diberikan oleh pembina kepada adik-adik penegak sebagai penghargaan karena telah aktif ikut serta dalam penanggulangan bencana di wilayahnya.



CATATAN :
Sekali lagi kakak tekankan, aturan resmi maupun tertulis dari penggunaan brevet/wing ini di Gerakan Pramuka tidak ada.
Pangkalan boleh memberikan sebagai penghargaan kepada adik-adik binaannya agar semangat berkegiatan, dengan makna dan arti yang berbeda setiap pangkalan, dan hanya berlaku internal didalam pangkalan tersebut.

Salam Pramuka!

Jumat, 11 November 2022

FUNGSI DAN ARTI WARNA TALI KOMANDO (TALI KUR) PRAMUKA DI PANGKALAN SMA NEGERI 1 GEBOG KUDUS


Oleh : Kak Baharfian Novrianto, S.Pd



 

Salam Pramuka!

Halo adik-adik, jumpa lagi bersama kak Bahar. Pada artikel ini kakak akan membahas suatu hal sederhana namun penting, yaitu fungsi dan arti warna tali kur atau yang biasa kalian sebut tali komando. …Selamat belajar.


Kita tentu tidak asing dengan atribut seragam yang satu ini, pun juga sering kita lihat dipakai oleh taruna yang sedang menjalani pendidikan di kepolisian atau kemiliteran. Apa sebenarnya fungsinya? Dan apa arti warnanya?


Di pendidikan taruna Akademi Militer, tali komando dipakai oleh taruna Akmil yang menduduki jabatan tertentu, seperti : Danton, Danki, Danyon, Danmen, Wadanyon, Wadanmen, dan sebagainya. Tentunya dengan kombinasi warna yang berbeda-beda sesuai jabatan yang diemban (https : //taruna.cergaz.com).


Begitu juga di Akademi Kepolisian, para taruna Akpol yang memakai tali komando adalah mereka yang menduduki jabatan tertentu seperti : Komandan Resimen Korps Taruna (Danmenkorps), Wakil Komandan Resimen Korps Taruna (Wadanmenkorpstar), Kepala Lembaga Musyawarah Korps Taruna (Kalemustar), Komandan Batalyon Korps Taruna, Kepala Seksi Operasional Korps Taruna (KASIOPS), Kepala Sekretariat Resimen Korps Taruna (Kasetmenkorps), Kepala Seksi Administrasi (Kasimin), Sekretaris Lembaga Musyawarah Taruna, Komandan Batalyon Drum Corps, Komandan Polisi Taruna, Kepala Lembaga Musyawarah Taruna Batalyon, Lembaga Musyawarah Taruna Batalyon, Komandan Kompi Korps Taruna, Tata Urusan Agama, Kepala Sub Seksi, Polisi Pleton Taruna (poltar), Komandan Pleton Korps Taruna, dan lainnya, juga dengan kombinasi warna yang berbeda pada setiap jabatan. (https : //catatansidogol.com)


Di kegiatan Pramuka juga tidak terkecuali. Ambalan Pregiwa dan Ambalan Yudhistira yang bermarkas di pangkalan SMA NEGERI 1 GEBOG Kabupaten Kudus, memakai tali komando sebagai kelengkapan seragam bagi anggota pramukanya yang sedang mengemban amanah dan tugas jabatan sebagai Dewan Ambalan. Mereka memakai tali komando dengan kombinasi warna yang berbeda. Warna yang dipakai oleh Dewan Ambalan di pangkalan SMA NEGERI 1 GEBOG KUDUS adalah kombinasi warna merah dan warna kuning. Namun untuk dua jabatan khusus memakai tambahan satu warna sehingga tali komando yang dipakai menjadi tiga warna. Dua jabatan tersebut adalah PRADANA yang memakai tali komando kombinasi warna merah, kuning dan hitam, dan jabatan PEMANGKU ADAT yang memakai tali komando kombinasi warna merah, kuning dan biru.


Berikut ini makna dan filosofi warna tali komando yang dipakai oleh Dewan Ambalan di Ambalan PREGIWA Gudep 05.112 dan Ambalan YUDHISTIRA Gudep 05.111 yang berpangkalan di SMA NEGERI 1 GEBOG KUDUS :


MERAH;
Warna Merah memiliki filosofi : BERANI, SEMANGAT, ENERGIK, AKTIF, dan PERKASA.
Seorang dewan ambalan harus memiliki keberanian dan tanpa ragu dalam mengambil keputusan ikut bergabung sebagai pengurus organisasi di ambalan, dewan ambalan juga harus semangat dan energik dalam menjalankan kegiatan di ambalan, aktif dalam belajar berorganisasi, aktif koordinasi, membantu masyarakat, tidak mudah menyerah, dan memiliki tubuh serta jiwa yang sehat bugar sehingga tidak mudah sakit walau lelah.

KUNING
Warna Kuning memiliki filosofi : HANGAT, MENARIK, GEMBIRA, CERMAT dan TELITI.
Seorang dewan ambalan adalah pelaksana kegiatan dan contoh teladan bagi anggota pramuka yang lain di pangkalannya, tentu harus memiliki sifat yang hangat, mengayomi, among dan mampu mengendalikan emosi. Dewan ambalan juga harus selalu berpenampilan menarik sehingga mampu memotivasi rekan-rekan lain untuk aktif dan gembira dalam berkegiatan pramuka. Dalam menjalankan tugasnya, seorang Dewan Ambalan harus cermat dan teliti. Hal ini untuk memilimalisir kesalahan yang dapat mengganggu kelancaran berkegiatan.




HITAM
Warna Hitam memiliki filosofi : ELEGAN, WIBAWA, KUAT dan KERAS.
Tambahan warna hitam di pakai di tali komando jabatan Pradana. Selain memiliki sifat-sifat seperti dewan ambalan lainnya, seorang Pradana harus paling elegan dan berwibawa, karena Pradana adalah pemimpin para anggota pramuka di ambalannya. Pradana adalah yang paling kuat jiwa kepemimpinannya karena sebagai panutan dan suri tauladan dewan ambalan lainnya dan semua anggota pramuka yang dipimpinnya. Pradana juga memiliki sifat yang paling keras dalam ilmu menejemen organisasi, karena harus dapat mengkoordinasi tugas-tugas semua dewan ambalan yang dipimpinnya. Pradana sebagai penentu dan pionir mengambil keputusan dalam segala bidang di ambalannya.




BIRU
Warna Biru memiliki filosofi : PERCAYA DIRI, TRADISI, TENANG, dan PROFESIONAL.
Warna Biru adalah tambahan satu warna di tali komando yang dipakai seorang PEMANGKU ADAT. Selain memiliki sifat-sifat seperti dewan ambalan lainnya, pemangku adat harus yang paling percaya diri dalam menjalankan tugasnya, karena pemangku adat adalah sang penjaga tradisi ambalan. Pemangku adat harus dapat tetap tenang menghadapi tekanan baik dari luar atau dari dalam yang bermaksud merubah, merusak atau melanggar tradisi ambalannya, Seorang pemangku adat juga harus profesional bekerja menjaga tradisi ambalan tetap terlaksana dengan baik oleh semua anggota ambalannya.


Demikian filosofi dan arti warna pada tali komando yang dipakai oleh anggota pramuka yang sedang menjabat sebagai Dewan Ambalan di Ambalan Pregiwa dan Ambalan Yudhistira, yang bermarkas di pangkalan SMA NEGERI 1 GEBOG di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
 
Pemakaian tali komando di kegiatan gerakan pramuka ini tidak wajib, dan tidak bisa dipakai sebagai patokan, acuan atau pedoman mutlak satu-satunya. Semua sesuai dengan adat yang berlaku di pangkalan masing-masing, karena setiap pangkalan tentu memiliki aturan dan adat yang berbeda.

Terimakasih, semoga bermanfaat dan mohon maaf bila ada kesalahan.
Salam Pramuka!


Minggu, 06 November 2022

PEDOMAN PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2022

Mengapa tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan ?
 
Pada tanggal 10 November 1945 terjadi pertempuran di Surabaya yang merupakan pertempuran besar antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Inggris. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
Setelah gencatan senjata antara pihak Indonesia dan pihak tentara Inggris ditandatangani tanggal 29 Oktober 1945, keadaan berangsur-angsur mereda. Walaupun begitu tetap saja terjadi bentrokan-bentrokan bersenjata antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya. Bentrokan-bentrokan tersebut memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby (Pimpinan Tentara Inggris untuk Jawa Timur) pada 30 Oktober 1945.
 
Kematian Jendral Mallaby ini menyebabkan pihak Inggris marah kepada pihak Indonesia dan berakibat pada keputusan pengganti Mallaby yaitu Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh mengeluarkan Ultimatum 10 November 1945 yang meminta pihak Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan pada tentara AFNEI dan administrasi NICA serta ancaman akan menggempur kota Surabaya dari darat, laut, dan udara apabila orang orang Indonesia tidak mentaati perintah Inggris. Mereka juga mengeluarkan instruksi yang isinya bahwa semua pimpinan bangsa Indonesia dan para pemuda di Surabaya harus datang selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945, pukul 06.00 pagi pada tempat yang telah ditentukan. Namun ultimatum itu tidak ditaati oleh rakyat Surabaya, sehingga terjadilah pertempuran Surabaya yang sangat dahsyat pada tanggal 10 November 1945, selama lebih kurang tiga minggu lamanya.
 
Medan perang Surabaya kemudian mendapat julukan “neraka” karena kerugian yang disebabkan tidaklah sedikit. Pertempuran tersebut telah mengakibatkan sekitar 20.000 rakyat Surabaya menjadi korban, sebagian besar adalah warga sipil. Selain itu diperkirakan 150.000 orang terpaksa meninggalkan kota Surabaya dan tercatat sekitar 1600 orang prajurit Inggris tewas, hilang dan luka-luka serta puluhan alat perang rusak dan hancur.
Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban ketika itu serta semangat membara tak kenal menyerah yang ditunjukkan rakyat Surabaya, membuat Inggris serasa terpanggang di neraka dan membuat kota Surabaya kemudian dikenang sebagai kota pahlawan. Selanjutnya tanggal 10 NOVEMBER diperingati setiap tahunnya sebagai HARI PAHLAWAN sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan pengorbanan para pahlawan dan pejuang.
 
Beberapa Pahlawan Nasional yang juga memiliki andil dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, diantaranya adalah KH. Hasyim Asj’ari, Gubernur Surjo, Bung Tomo dan Moestopo.


















File lengkap bisa di download disini :




Rabu, 02 November 2022

INDONESIAN SCOUT MOVEMENT

 


The Scout Movement is a non-formal educational organization that organizes scouting education carried out in Indonesia. The word Scout is an abbreviation of Praja Muda Karana, which means Young People Who Like to Work.

"Scouting" is a term for members of the Scout Movement, which includes;

  1. Scout Siaga (7-10 years old),
  2. Scout Penggalang (11-15 years old),
  3. Scout Penegak (16-20 years old) and
  4. Scout Pandega (21-25 years old).

The other group members are called adult members. While what is meant by "Scouting" is an educational process outside the school environment and outside the family environment in the form of interesting, fun, healthy, organized, directed, practical activities carried out in the open with the Basic Principles of Scouting and Scouting Methods, whose ultimate goal is the formation of character. , noble character and character. Scouting is a scouting education system that is adapted to the circumstances, interests and development of the Indonesian people and nation.

Scouting in Indonesia has been started since 1923 which was marked by the establishment of the (Netherlands) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) in Bandung. Meanwhile, in the same year, the Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO) was established in Jakarta (Netherlands). These two forerunners of scouting organizations in Indonesia merged into one named (Dutch) Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) in Bandung in 1926.

Scout Movement Goals

The Scout Movement aims to form every Scout to have a personality of faith, piety, noble character, patriotic spirit, law-abiding, disciplined, upholding the noble values ​​of the nation, and having life skills as a cadre of the nation in maintaining and building the Unitary State of the Republic of Indonesia. practice Pancasila, and preserve the environment.

Basic Principles of Scouting

  •  Faith and piety to God Almighty;
  •  Caring for the nation and homeland, fellow life and nature;
  •  Caring for himself personally; and
  •  Adhere to the Scout Honor Code.

Scouting Method

  •  Practicing Scout Honor Code;
  •  learn by doing;
  •  group activities, cooperation, and competition;
  •  interesting and challenging activities;
  •  outdoor activities;
  •  presence of an adult providing guidance, encouragement, and support;
  •  awards in the form of a sign of competence; and
  •  separate units for boys and girls;

Nature

Based on the resolution of the 1924 World Scout Conference in Copenhagen, Denmark, Scouting has three characteristics or characteristics, namely:

  • National, which means an organization that organizes scouting in a country must adapt its education to the circumstances, needs and interests of the community, nation and state.
  • International, which means that scouting organizations in any country in the world must foster and develop a sense of brotherhood and friendship between fellow Scouts and fellow human beings, regardless of belief/religion, class, level, ethnicity and nation.
  • Universal, which means that scouting can be used anywhere to educate children of any nation.


The full video can be watched at : https://www.youtube.com/watch_here