"SINAU" means LEARNING ----- LIFE WILL NEVER STOP LEARNING. so, lets us learning everything. Learning about Fine Art, Graphic design, study subject, teaching metode, character, computer software, gaming, etc
MEDIA SOSIAL SAYA
Senin, 21 November 2022
Minggu, 13 November 2022
ATURAN DAN MAKNA BREVET ATAU WING YANG DIPAKAI ANGGOTA PRAMUKA
Jumat, 11 November 2022
FUNGSI DAN ARTI WARNA TALI KOMANDO (TALI KUR) PRAMUKA DI PANGKALAN SMA NEGERI 1 GEBOG KUDUS
Salam Pramuka!
Halo adik-adik, jumpa lagi bersama kak Bahar. Pada artikel ini kakak akan membahas suatu hal sederhana namun penting, yaitu fungsi dan arti warna tali kur atau yang biasa kalian sebut tali komando. …Selamat belajar.
Kita tentu tidak asing dengan
atribut seragam yang satu ini, pun juga sering kita lihat dipakai oleh taruna yang
sedang menjalani pendidikan di kepolisian atau kemiliteran. Apa sebenarnya fungsinya? Dan apa
arti warnanya?
Di pendidikan taruna Akademi
Militer, tali komando dipakai oleh taruna Akmil yang menduduki jabatan
tertentu, seperti : Danton, Danki, Danyon, Danmen, Wadanyon, Wadanmen, dan
sebagainya. Tentunya dengan kombinasi warna yang berbeda-beda sesuai jabatan
yang diemban (https : //taruna.cergaz.com).
Begitu juga di Akademi Kepolisian,
para taruna Akpol yang memakai tali komando adalah mereka yang menduduki jabatan
tertentu seperti : Komandan Resimen Korps Taruna (Danmenkorps), Wakil Komandan
Resimen Korps Taruna (Wadanmenkorpstar), Kepala Lembaga Musyawarah Korps Taruna
(Kalemustar), Komandan Batalyon Korps Taruna, Kepala Seksi Operasional Korps
Taruna (KASIOPS), Kepala Sekretariat Resimen Korps Taruna (Kasetmenkorps), Kepala
Seksi Administrasi (Kasimin), Sekretaris Lembaga Musyawarah Taruna, Komandan
Batalyon Drum Corps, Komandan Polisi Taruna, Kepala Lembaga Musyawarah Taruna
Batalyon, Lembaga Musyawarah Taruna Batalyon, Komandan Kompi Korps Taruna, Tata
Urusan Agama, Kepala Sub Seksi, Polisi Pleton Taruna (poltar), Komandan Pleton
Korps Taruna, dan lainnya, juga dengan kombinasi warna yang berbeda pada setiap
jabatan. (https : //catatansidogol.com)
Di kegiatan Pramuka juga tidak
terkecuali. Ambalan Pregiwa dan Ambalan Yudhistira yang bermarkas di pangkalan SMA
NEGERI 1 GEBOG Kabupaten Kudus, memakai tali komando sebagai kelengkapan seragam
bagi anggota pramukanya yang sedang mengemban amanah dan tugas jabatan sebagai
Dewan Ambalan. Mereka memakai tali komando dengan kombinasi warna yang berbeda.
Warna yang dipakai oleh Dewan Ambalan di pangkalan SMA NEGERI 1 GEBOG KUDUS
adalah kombinasi warna merah dan warna kuning. Namun untuk dua jabatan khusus
memakai tambahan satu warna sehingga tali komando yang dipakai menjadi tiga warna.
Dua jabatan tersebut adalah PRADANA yang memakai tali komando kombinasi warna
merah, kuning dan hitam, dan jabatan PEMANGKU ADAT yang memakai tali komando kombinasi
warna merah, kuning dan biru.
Berikut ini makna dan filosofi warna
tali komando yang dipakai oleh Dewan Ambalan di Ambalan PREGIWA Gudep 05.112
dan Ambalan YUDHISTIRA Gudep 05.111 yang berpangkalan di SMA NEGERI 1 GEBOG
KUDUS :
MERAH;
Seorang
dewan ambalan harus memiliki keberanian dan tanpa ragu dalam mengambil
keputusan ikut bergabung sebagai pengurus organisasi di ambalan, dewan ambalan juga
harus semangat dan energik dalam menjalankan kegiatan di ambalan, aktif dalam
belajar berorganisasi, aktif koordinasi, membantu masyarakat, tidak mudah
menyerah, dan memiliki tubuh serta jiwa yang sehat bugar sehingga tidak mudah
sakit walau lelah.
KUNING
Warna
Kuning memiliki filosofi : HANGAT, MENARIK, GEMBIRA, CERMAT dan TELITI.
Seorang
dewan ambalan adalah pelaksana kegiatan dan contoh teladan bagi anggota pramuka
yang lain di pangkalannya, tentu harus memiliki sifat yang hangat, mengayomi,
among dan mampu mengendalikan emosi. Dewan ambalan juga harus selalu berpenampilan
menarik sehingga mampu memotivasi rekan-rekan lain untuk aktif dan gembira
dalam berkegiatan pramuka. Dalam menjalankan tugasnya, seorang Dewan Ambalan
harus cermat dan teliti. Hal ini untuk memilimalisir kesalahan yang dapat
mengganggu kelancaran berkegiatan.
HITAM
Warna
Hitam memiliki filosofi : ELEGAN, WIBAWA, KUAT dan KERAS.
BIRU
Warna
Biru memiliki filosofi : PERCAYA DIRI, TRADISI, TENANG, dan PROFESIONAL.
Warna
Biru adalah tambahan satu warna di tali komando yang dipakai seorang PEMANGKU
ADAT. Selain memiliki sifat-sifat seperti dewan ambalan lainnya, pemangku adat harus
yang paling percaya diri dalam menjalankan tugasnya, karena pemangku adat
adalah sang penjaga tradisi ambalan. Pemangku adat harus dapat tetap tenang menghadapi
tekanan baik dari luar atau dari dalam yang bermaksud merubah, merusak atau
melanggar tradisi ambalannya, Seorang pemangku adat juga harus profesional bekerja menjaga tradisi ambalan tetap
terlaksana dengan baik oleh semua anggota ambalannya.
Demikian
filosofi dan arti warna pada tali komando yang dipakai oleh anggota pramuka yang
sedang menjabat sebagai Dewan Ambalan di Ambalan Pregiwa dan Ambalan Yudhistira,
yang bermarkas di pangkalan SMA NEGERI 1 GEBOG di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Terimakasih, semoga bermanfaat dan mohon maaf bila ada kesalahan.
Salam
Pramuka!
Minggu, 06 November 2022
PEDOMAN PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2022
Mengapa tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan ?
Setelah gencatan senjata antara pihak Indonesia dan pihak tentara
Inggris ditandatangani tanggal 29 Oktober 1945, keadaan berangsur-angsur
mereda. Walaupun begitu tetap saja terjadi bentrokan-bentrokan bersenjata
antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya. Bentrokan-bentrokan tersebut
memuncak dengan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby (Pimpinan Tentara Inggris
untuk Jawa Timur) pada 30 Oktober 1945.
Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban ketika
itu serta semangat membara tak kenal menyerah yang ditunjukkan rakyat Surabaya,
membuat Inggris serasa terpanggang di neraka dan membuat kota Surabaya kemudian
dikenang sebagai kota pahlawan. Selanjutnya tanggal 10 NOVEMBER diperingati
setiap tahunnya sebagai HARI PAHLAWAN sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan
pengorbanan para pahlawan dan pejuang.
Rabu, 02 November 2022
INDONESIAN SCOUT MOVEMENT
The Scout Movement is a non-formal educational organization that organizes scouting education carried out in Indonesia. The word Scout is an abbreviation of Praja Muda Karana, which means Young People Who Like to Work.
"Scouting" is a term for members of the Scout Movement, which includes;
- Scout Siaga (7-10 years old),
- Scout Penggalang (11-15 years old),
- Scout Penegak (16-20 years old) and
- Scout Pandega (21-25 years old).
The other group members are called adult members. While what is meant by "Scouting" is an educational process outside the school environment and outside the family environment in the form of interesting, fun, healthy, organized, directed, practical activities carried out in the open with the Basic Principles of Scouting and Scouting Methods, whose ultimate goal is the formation of character. , noble character and character. Scouting is a scouting education system that is adapted to the circumstances, interests and development of the Indonesian people and nation.
Scouting in Indonesia has been started since 1923 which was marked by the establishment of the (Netherlands) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) in Bandung. Meanwhile, in the same year, the Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO) was established in Jakarta (Netherlands). These two forerunners of scouting organizations in Indonesia merged into one named (Dutch) Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) in Bandung in 1926.
Scout Movement Goals
The Scout Movement aims to form every Scout to have a personality of faith, piety, noble character, patriotic spirit, law-abiding, disciplined, upholding the noble values of the nation, and having life skills as a cadre of the nation in maintaining and building the Unitary State of the Republic of Indonesia. practice Pancasila, and preserve the environment.
Basic Principles of Scouting
- Faith and piety to God Almighty;
- Caring for the nation and homeland, fellow life and nature;
- Caring for himself personally; and
- Adhere to the Scout Honor Code.
Scouting Method
- Practicing Scout Honor Code;
- learn by doing;
- group activities, cooperation, and competition;
- interesting and challenging activities;
- outdoor activities;
- presence of an adult providing guidance, encouragement, and support;
- awards in the form of a sign of competence; and
- separate units for boys and girls;
Nature
Based on the resolution of the 1924 World Scout Conference in Copenhagen, Denmark, Scouting has three characteristics or characteristics, namely:
- National, which means an organization that organizes scouting in a country must adapt its education to the circumstances, needs and interests of the community, nation and state.
- International, which means that scouting organizations in any country in the world must foster and develop a sense of brotherhood and friendship between fellow Scouts and fellow human beings, regardless of belief/religion, class, level, ethnicity and nation.
- Universal, which means that scouting can be used anywhere to educate children of any nation.
Selasa, 01 November 2022
SELAMAT HARI PAHLAWAN
Siapa pahlawan itu? menurut KBBI, pahlawan/pah·la·wan/ n adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani. Nah seiring perkembangan jaman, makna "pahlawan" juga mengalami perkembangan. Jika jaman dahulu sosok pahlawan erat kaitannya dengan perjuangan kemerdekaan, di masa milenial jauh lebih luas lagi.
Pahlawan adalah mereka atau orang yang dengan suka rela mengorbankan kepentingan pribadi (waktu, tenaga, harta, dll) demi mengutamakan kepentingan orang lain. Makna ini sungguh luas dan bisa berwujud banyak hal, tentunya hal-hal yang bersifat positif.
Bulan november identik dengan momen kepahlawanan. Hal ini dikarenakan Hari Pahlawan diperingati setiap tanggal 10 November setiap tahunnya. Peringatan hari pahlawan biasanya dilaksanakan dengan upacara bendera di kalangan pelajar di sekolah-sekolah. Momen ini sangat berguna dalam memupuk dan menumbuhkan jiwa-jiwa kepahlawanan baru pada generasi masa kini.
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan sebagai wujud syukur dan terimakasih yang tak terhingga kepada mereka yang telah berkorban memperjuangkan kemerdekaan, para siswa berziarah ke taman makam pahlawan untuk mendoakan arwah para pahlawan.
Tayangan lengkapnya bisa ditonton disini https://www.youtube.com/watch?v=MWLNxNvoTvY
SENI RUPA 2 DIMENSI
Karya
seni rupa ada di sekitar kita. Seringkali kita tidak menyadari bahwa
benda-benda yang dekat dengan aktivitas kita sehari-hari adalah karya seni
rupa. Karya seni rupa ini ada yang berdimensi dua dan berdimensi tiga. Tahukah
kamu apa artinya dimensi dalam karya seni rupa? Karya seni rupa dua atau tiga
dimensi dibedakan dari bagian karya yang dicerap oleh mata. Pada bagian inilah
kamu akan melihat bentuk objek yang terdapat didalamnya.
Cobalah
amati benda di sekitar kamu, maka kamu akan dapat membedakan benda yang
berdimensi dua atau berdimensi tiga. Tunjukkan mana benda atau karya seni rupa
yang berdimensi dua. Karya seni rupa dua dimensi (2D) ada yang memiliki fungsi
pakai dan ada yang memiliki fungsi hias atau fungsi ekspresi saja.
Ada
berbagai aspek dalam karya seni rupa dua dimensi. Berbagai unsur rupa seperti
garis, bentuk, bidang, warna disusun sedemikian rupa sehingga membentuk objek
tertentu pada karya seni rupa dua dimensi tersebut. Untuk mewujudkan karya seni
rupa dua dimensi ini digunakan berbagai bahan, medium dan teknik sesuai dengan
objek dan fungsi yang diinginkan.
SENI
RUPA DUA DIMENSI
Istilah
“Seni Rupa” seringkali kamu jumpai baik dalam bentuk tulisan maupun
diperbincangkan secara lisan. Tahukah kamu apa sebenarnya Seni Rupa itu?
Cobalah diskusikan dengan temanmu di kelas tentang pengertian dari kata “seni
rupa”. Perhatikan kembali benda-benda di sekitar kamu, tunjukkan benda apa saja
yang termasuk karya seni rupa?
Berbagai
karya seni rupa di sekeliling kita, memiliki banyak macam ragamnya. Walaupun
demikian, karya seni rupa dapat digolongkan berdasarkan jenisnya dengan
mengkategorikan kesamaan karakteristik karya yang satu dengan yang lainnya.
Dapatkah kamu membedakan karakteristik dasar karya seni rupa yang satu dengan
yang lainnya? Pada binatang, misalnya penggolongan dapat didasarkan pada jenis
kelamin, ada jantan ada betina. Pada tumbuhan, misalnya dapat dikategorikan
berdasarkan fungsinya. Ada tumbuhan yang ditanam sebagai hiasan untuk
memperindah taman ada juga tumbuhan yang ditanam untuk dikonsumsi. Demikian
juga dalam hal karya seni rupa, secara sederhana, kamu dapat membedakan
berdasarkan bentuk (dimensi) maupun fungsinya.
Berdasarkan
dimensinya, karya seni rupa dibagi dua yaitu, karya seni rupa dua dimensi yang
mempunyai dua ukuran dan karya seni rupa tiga dimensi yang mempunyai tiga
ukuran atau memiliki ruang. Tahukah kamu ukuran yang dimaksud dalam karya seni
rupa dua dan tiga dimensi? Berdasarkan fungsinya, karya seni rupa ada yang
dibuat dengan pertimbangan utama untuk memenuhi fungsi praktis. Karya seni rupa
semacam ini dikategorikan dalam jenis karya seni rupa terapan (applied art).
Pembuatan karya seni (rupa) terapan ini umumnya melalui proses perancangan
(desain). Pertimbangan aspek-aspek kerupaan dalam karya seni terapan berfungsi
untuk memperindah bentuk dan tampilan sebuah benda serta meningkatkan
kenyamanan
penggunaanya. Tahukah kamu benda-benda apa saja yang ada di sekitar kamu yang
dikategorikan sebagai karya seni rupa terapan? Sebaliknya ada karya seni rupa
yang dibuat dengan tujuan untuk dinikmati keindahan dan keunikannya saja tanpa
mempertimbangkan fungsi praktisnya. Karya seni rupa dengan kategori ini disebut
karya seni rupa murni yang umumnya digunakan sebagai elemen estetis untuk
”memperindah” ruangan atau tempat tertentu.
Selain berdasarkan bentuk (dimensi) dan fungsinya, karya
seni rupa juga digolongkan berdasarkan karakteristik media (alat, teknik, dan
bahan) serta orientasi pembuatannya. Berdasarkan karakteristik tersebut kita
mengenal berbagai jenis karya seni rupa seperti seni lukis, seni patung, seni
grafis, seni kriya, dan desain.
Seni rupa 2 dimensi adalah karya seni rupa yang hanya
memiliki dua ukuran atau sisi, mudahnya karya ini hanya memiliki panjang dan
lebar saja, tanpa dimensi ketiga yaitu: ruang (z). Contohnya adalah lukisan,
seni grafis, ilustrasi dan karya rupa lain yang digambar diatas permukaan
datar.
Istilah ini muncul ketika seni rupa dibedakan berdasarkan
dimensinya, yaitu karya seni rupa dua dimensi dan seni rupa 3 dimensi.
Penggolongan seperti ini dilakukan agar kita memahami seberapa jauh cakupan
seni rupa dapat dibedakan.
Misalnya, seni rupa juga dapat dibedakan berdasarkan
fungsinya. Yaitu, seni rupa terapan (applied art) yang pembuatannya melalui
proses perancangan (desain), dan seni rupa murni, karya yang dibuat dengan tujuan
untuk dinikmati keindahan dan keunikannya saja tanpa mempertimbangkan fungsi
praktisnya.
Selain berdasarkan bentuk (dimensi) dan fungsinya, karya
seni rupa juga dapat dibedakan berdasarkan karakteristik media (alat, teknik,
dan bahan) dan orientasi pembuatannya. Berdasarkan karakteristik tersebut, seni
rupa terbagi menjadi: seni lukis, seni grafis, seni patung, seni kriya, dan
desain.
Ketika kita mengetahui setiap jenis seni rupa berdasarkan
parameter fungsinya, maka akan jauh lebih mudah bagi kita untuk mengapresiasi
atau menciptakan karya spesifik yang inign kita pelajari. Karena setiap jenis
karya seni rupa yang berbeda akan membutuhkan treatment yang berbeda pula.
Jika berbicara terdapat karya yang memiliki dimensi lebih
dari karya dua dimensi, maka akan muncul pertanyaan dan pernyataan bahwa seni
rupa tiga dimensi adalah sesuatu yang lebih baik atau muktahir. Seperti
bagaimana video game bergrafik 3d akan otomatis disebut lebih bagus daripada
game kartun 2d.
Namun, seni ini tetap bertahan dan masih terus digunakan
dengan alasan yang sangat rasional. Karena kurangnya dimensi pada seni rupa 2
dimensi justru memancing imajinasi lebih dari audiensnya. Gambar yang hanya
dapat dilihat pada permukaan datar lebih mudah untuk menciptakan berbagai
narasi dan teks diluar wujud fisiknya sendiri. Fokus pemirsa secara simultan
akan mengapresiasi wujud fisik dan wujud batin dari karya 2d.
Dengan cepat, gambar dua dimensi dapat memancarkan
berbagai pesan atau narasi yang akan membuat pemirsa gatal untuk
menafsirkannya. Hal ini berbeda dengan
seni rupa 3 dimensi yang karena memiliki dimensi yang sama dengan dunia
nyata. Karena wujudnya yang terlalu sama dengan alam, justru malah menimbulkan
pengabaian atau kesulitan untuk mengapresiasi wujud batin. Ini sebabnya mengapa
masyarakat umum lebih mudah untuk menikmati dan memahami lukisan ketimbang seni
instalasi.
UNSUR FISIK SENI RUPA 2 DIMENSI
1.
TITIK. Unsur terkecil dan awal dari sebuah karya, koordinat tanpa
dimensi atau area. Sebenarnya titik digunakan untuk menciptakan unsur yang
lain, karena itu terkadang beberapa ahli lain tidak memasukan titik sebagai
unsur seni rupa. Menurut Sadjiman Ebdi Sanyoto (2009: 94), “secara umum
dimengerti bahwa suatu bentuk disebut sebagai titik karena ukurannya yang
kecil, dikatakan kecil karena obyek tersebut berada pada area yang luas dan
manakala dengan obyek yang sama dapat dikatakan besar apabila diletakan pada
area yang sempit.” Pendapat tersebut membahas dengan apik tentang relativitas
ukuran. Titik dapat menjadi lingkaran pada area sempit bahkan menjadi tekstur
saat dibuat kecil, banyak dan memenuhi area yang besar dengan pengulangan dan
ritma.
2. GARIS (LINE). Garis adalah unsur fisik yang mendasar dan penting untuk
menciptakan karya seni rupa. Garis memiliki dimensi datar memanjang, arah dan
sifat-sifat khusus seperti: pendek, panjang, vertikal, horizontal, lurus,
melengkung, berombak, dst.
3. RAUT (BIDANG DAN BENTUK). Raut merupakan tampak, potongan
atau wujud dari suatu objek. Istilah ”bidang” digunakan untuk menunjuk wujud
benda yang datar, sedangkan bangun /bentuk menunjukkan wujud benda yang tampak
memiliki volume (mass), meskipun pada seni rupa 2 dimensi, volume tersebut
hanya ilusi.
4.
RUANG. Ruang dalam karya seni rupa 2 dimensi berarti kesan dimensi
dari objek atau background yang terdapat pada karya seni. Ruang dihadirkan
melalui perbedaan intensitas gelap-terang, warna, hingga menggunakan teknik
menggambar perspektif untuk menciptakan ruang semu (khayal).
5.
TEKSTUR (BARIK). Unsur rupa yang menunjukan kualitas taktil dari suatu
permukaan atau penggambaran struktur permukaan suatu objek pada karya seni
rupa. Terdapat tekstur semu (buatan) dan tekstur asli. Tekstur asli adalah
perbedaan ketinggian permukaan objek yang nyata dan dapat diraba (seperti cat
timbul). Sementara tekstur semu/buatan adalah kesan semu permukaan objek yang
direka melalui pengolahan unsur garis, gelap-terang, dsb.
6.
GELAP-TERANG. Gerap terang adalah rekaan perbedaan intensitas cahaya yang
jatuh pada permukaan benda yang digambar/dilukis pada karya seni rupa 2dimensi.
Bagian yang terkena cahaya harus dibuat lebih terang dan bagian yang kurang
terkena cahaya akan harus tampak lebih gelap.
7.
WARNA. Warna adalah unsur rupa yang paling menarik perhatian. Menurut
teori warna Brewster, semua warna yang ada berasal dari tiga warna pokok
(primer) yaitu merah, kuning, dan biru. Dalam berkarya seni rupa terdapat
beberapa teknik penggunaan warna, yaitu secara harmonis, heraldis, murni, monokromatik
dan polikromatik.
MEDIUM
DAN BAHAN KARYA SENI RUPA 2 DIMENSI
Bahan
berkarya seni rupa adalah material habis pakai yang digunakan untuk mewujudkan
karya seni rupa tersebut. Sesuai dengan keragaman jenis karya seni rupa, bahan
untuk berkarya seni rupa ini juga banyak macam dan ragamnya, ada yang berfungsi
sebagai bahan utama (medium) dan ada pula sebagai bahan penunjang.
Bahan
karya seni rupa adalah material pakai yang dapat habis ketika digunakan untuk
menciptakan karya seni. Seperti jenisnya yang beragam, bahan untuk berkarya
seni juga sangat beranekaragam. Ada yang berfungsi sebagai bahan utama atau
disebut medium, ada juga bahan yang menunjang.
Contohnya,
karya seni lukis dibuat menggunakan kanvas dan cat sebagai bahan utama,
kemudian kayu dan paku sebagai bahan penunjang. Kayu digunakan sebagai bahan
bingkai pembentang kanvas dan biasa disebut dengan spanram (stretch board)
Berdasarkan
sumber bahan dan proses pengolahannya, bahan untuk berkarya seni rupa 2 dimensi
juga dapat dikategorikan menjadi bahan alami dan bahan sintetis. Bahan baku
alami adalah material yang bahan dasarnya berasal dari alam dan diolah tanpa
proses kimiawi. Sementara bahan sintetis adalah bahan-bahan alam yang telah
diolah melalui proses industri atau pabriksasi tertentu, sehingga menjadi bahan
baru yang memiliki sifat dan karakter khusus yang baru pula.
Berdasarkan
sifat materialnya, bahan berkarya seni rupa ini dapat juga dikategorikan ke
dalam bahan lunak, keras, bahan cair dan padat, dan sebagainya.
ALAT
BERKARYA SENI RUPA DUA DIMENSI
Alat
berkarya seni rupa sangat banyak jenis dan ragamnya. Ketika berkarya seni rupa
2 dimensi dikenal beberapa kategori alat utama, yaitu alat untuk menggambar,
membentuk, dan mewarnai, h alat mencetak (melipatgandakan).
Seperti
pada medium, dalam berkarya juga terdapat alat tidak secara khusus digunakan
untuk kegiatan seni rupa, namun sangat diperlukan dalam kegiatan berkarya seni
rupa seperti: alat pemotong (gunting atau pisau), alat pengukur, dan sebagainya.
Alat-alat
tersebut bersifat penunjang untuk mempermudah proses pembuatan karya. Kemajuan
teknologi juga saat ini membuat berkarya seni rupa dapat diasistensi atau
dilakukan dengan menggunakan komputer.
Meskipun
begitu, harus selalu disadari betul bahwa komputer hanyalah alat bantu. Karya
seni ataupun desain yang identik dengan teknologi digital tetap membutuhkan
kepekaan rasa yang sulit bahkan hampir tidak mungkin dapat diciptakan oleh
program komputer.
Kepekaan
rasa seni atau sense of art adalah kompetensi unik dan khas yang hanya dimilki
oleh manusia. Setiap manusia biasanya memiliki gaya dan ciri khas yang berbeda
antara satu orang dengan yang lainnya, dan inilah yang membuat seseorang dapat
menjadi seorang seniman.
TEKNIK
BERKARYA SENI RUPA DUA DIMENSI
Berkarya seni rupa 2 dimensi membutuhkan keterampilan teknis menggunakan alat dan mengolah bahan untuk mewujudkan karya yang garap. Sebagai contoh, untuk menciptakan karya lukisan, seorang perupa harus menguasai keterampilan teknis menggunakan kuas dan mencampur cat (mengolah bahan) pada kanvas (medium).
Beberapa teknik karya seni rupa juga dapat sangat spesifik
terhadap satu bidang saja. Seni kriya Batik misalnya, membutuhkan teknik khas
dan unik untuk membatik. Suatu teknik berkarya seni rupa 2 dimensi mungkin saja secara
khusus digunakan sebagai teknik utama dalam mewujudkan satu jenis karya seni
rupa tetapi mungkin juga digunakan untuk mewujudkan jenis karya seni rupa
lainnya.
Artinya,
teknik adalah salah satu hal yang dapat dieksplorasi untuk menghasilkan karya
yang unik. Misalnya, bagaimana jika kita menggunakan canting batik untuk
melukis diatas kanvas? Coba saja, kreativitas itu tidak ada batasnya.
PROSES
BERKARYA SENI RUPA 2 DIMENSI
Pembuatan
karya seni 2 dua dimensi dilakukan melalui sebuah proses yang bertahap. Tahapan
ini akan berbeda antara satu jenis karya dengan jenis karya lainnya mengikuti
karakteristik teknik, bahan dan alat yang sebelumnya telah dibahas.
Namun,
secara umum berkarya seni rupa 2 dimensi akan dimulai karena adanya motivasi
untuk berkarya. Motivasi tersebut dapat berasal dari dalam diri maupun dari
luar senimannya. Jika kita melihat pada sejarah-sejarah atau cerita masa lalu,
terkadang motivasi seniman untuk berkarya bisa menjadi sangat dramatis.
Seakan
motivasi seni harus berasal dari suatu tragedi atau kisah kelam senimannya.
Padahal, nyatanya sesuatu yang sederhana dalam kehidupan kita sehari-hari dapat
menjadi ide atau motivasi untuk berkarya. Cobalah perhatikan dan amati
benda-benda atau peristiwa sehari-hari di sekitar kita. Kemudian, kembangkan
hasil pengamatan tersebut menjadi tema utama berkarya.
Jika
analisis dilakukan dengan cermat dan tepat, maka ide dan motivasi berkarya
pasti dapat terbentuk. Misalnya, ada Seniman yang terkenal karena melukis
menggunakan benang dan jarum jahit. Bahkan ada yang menggambar menggunakan
rontokan rambutnya sendiri ketika ia sedang mandi, dengan cara menempelkan
rambut-rambut tersebut dinding keramik kamar mandinya.
REFERENSI
1.
Hardjana Suka. (1995). Manajemen Kesenian dan Para Pelakunya:
Yogyakarta, MSPI.
2.
Sedyawati, Edi dkk. (1983). Seni dalam Masyarakat Indonesia.
Jakarta: Gramedia.
3. Zackaria Soetedja, dkk. (2017). Seni Budaya untuk SMA/SMK/MAK kelas X. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
-
Salam Pramuka! Jumpa lagi adik-adik, kali ini kakak akan membahas tentang brevet keahlian yang sering kakak lihat dipakai oleh adik-adik pra...
-
Langkah pertama yang dilakukan adalah kita siapkan gambar yang mau diwarna. Kemudian buat satu warna paling muda/tipis, kemudian warnakan ...
-
Oleh : Kak Baharfian Novrianto, S.Pd Salam Pramuka! Halo adik-adik, jumpa lagi bersama kak Bahar. Pada artikel ini kakak akan membahas sua...